PT Crown Pratama adalah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan umum, khususnya bagian packaging. Perusahaan menggunakan sistem pencatatan periodik dalam mencatat persediaannya dan untuk menilai persediaan menggunakan metode average cost. Dalam menilai persediaan berdasarkan harga pokok terdapat tiga metode yang dapat digunakan, yaitu metode FIFO, LIFO dan metode average cost. Masing-masing metode memiliki pengaruh yang berbeda terhadap persediaan akhir, harga pokok penjualan, dan laba kotor. Penulis mecoba membandingkan antara metode yang digunakan oleh perusahaan dengan metode lainnya (FIFO dan LIFO) untuk melihat pengaruh terhadap laba kotor. Dapat disimpulkan bahwa metode FIFO menghasilkan harga pokok penjualan yang rendah, nilai persediaan akhir yang tinggi serta laba kotor tertinggi dibandingkan dengan metode yang lainnya. Sedangkan metode LIFO menghasilkan harga pokok penjualan yang tinggi, nilai persediaan akhir yang rendah serta laba kotor terendah dibandingkan dengan metode yang lainnya. Apabila menggunakan metode average cost, maka harga pokok penjualan akan lebih kecil dari metode LIFO, namun lebih besar dari metode FIFO. Sedangkan untuk persediaan akhir, dan laba kotor dengan menggunakan metode average cost akan menghasilkan nilai lebih besar dari metode LIFO, namun lebtersebut dibuat dengan menggunakan asumsi bahwa harga barang selalu naik. Baik sistem pencatatan maupun metode penilaian persediaan barang dagang yang dilakukan oleh PT Crown Pratama sudah sesuai dengan Standar Akuntasi Keuangan (SAK) yang berlaku. |