Menghadapi pesatnya persaingan usaha, perusahaan membutuhkan suatu pengukuran yang mampu menggambarkan keadaan perusahaan secara menyeluruh dan akurat. Pengukuran tersebut digunakan untuk menentukan strategi bisnis dan memaksimalkan nilai yang diperoleh. Perusahaan biasanya hanya melakukan analisis terhadap laporan keuangan guna mengetahui tingkat kinerja perusahaan. Namun hal tersebut belum mampu menggambarkan keadaan perusahaan secara menyeluruh. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan sistem pengukuran Balanced Scorecard. Balanced Scorecard mengukur kinerja melalui empat perspektif, yakni perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Penulis menggunakan laporan keuangan perusahaan tahun 2006 dan 2007 untuk menggambarkan kinerja perusahaan. Dari hasil analisis laporan keuangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa keadaan keuangan perusahaan cukup baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil ROE yang meningkat. Namun pengukuran tersebut belum menggambarkan kinerja secara menyeluruh. Berdasarkan analisis Balanced Scorecard, secara keseluruhan kinerja perusahaan telah berjalan dengan cukup baik. Dari perspektif pelanggan, diketahui bahwa pelanggan merasa puas atas kualitas produk dan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan. Perusahaan telah menjalankan proses bisnis internal dengan baik. Sedangkan dilihat dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan telah menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Namun, perusahaan masih perlu memperhatikan keadaan karyawan melalui sistem penggajian, pelatihan karyawan, dan tunjangan bagi karyawan. |