Penampilan fisik adalah hal yang penting bagi kaum perempuan. Cara seseorang menilai penampilan fisiknya sudah terbukti berhubungan dengan self-esteem. Jadi, jika seseorang merasa tidak puas dengan citra tubuhnya, maka ia juga akan memiliki self-esteem yang rendah. Ketidakpuasan terhadap citra tubuh ini terjadi jika seorang perempuan menganggap tubuhnya belum ideal. Gambaran tubuh yang ideal menurut masyarakat dan media massa adalah tubuh yang langsing atau kurus. Berbagai usaha dilakukan oleh perempuan untuk mencapai gambaran tubuh yang ideal tersebut. Salah satu usaha yang banyak dilakukan adalah diet. Diet terdiri dari diet populer dan diet sehat. Pada kenyataannya, diet populer memang dapat menurunkan berat badan dengan cepat, namun tidak akan bertahan lama. Selain itu, diet populer juga memiliki efek samping yang cukup serius terhadap kesehatan. Faktanya, masih banyak perempuan dewasa muda dengan body mass index yang normal dan underweight melakukan diet populer untuk menurunkan berat badan. Untuk melihat hubungan antara kepuasan citra tubuh (body image satisfaction) dan self-esteem pada perempuan dewasa muda yang berdiet, peneliti menggunakan alat ukur Multidimensional Body Self-Related Questionnaire (MBSRQ) untuk mengukur body image satisfaction dan alat ukur Self-esteem Scale (SES) untuk mengukur self-esteem. Responden penelitian terdiri dari 100 perempuan berusia antara 20-30 tahun yang melakukan diet populer dengan alasan untuk menurunkan berat badan. Berdasarkan hasil dari penelitian ini, terdapat hubungan antara body image satisfaction dan self-esteem pada perempuan dewasa muda yang berdiet di Jakarta. Alasan utama para responden berdiet adalah untuk menurunkan berat badan. Akan tetapi, di samping itu terdapat alasan-alasan yang lebih khusus, seperti tuntutan profesi, tuntutan orang-orang sekitar, mendapat komentar negatif dari teman, dan lain-lain. Melalui hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa body image satisfaction bukan merupakan satu-satunya aspek yang membentuk self-esteem. Self-esteem juga dapat terbentuk dari hal-hal lain seperti keadaan keluarga, pencapaian karir, pencapaian akademis, keadaan ekonomi, ataupun pergaulan. |