Remaja merupakan masa peralihan yang disertai dengan berbagai jenis perubahan di dalamnya dan berbagai masalah yang mengiringinya. Masalah yang perlu mendapat perhatian adalah masalah kesehatan mental yang dialami remaja, yaitu depresi. Belakangan ini, masalah depresi semakin meningkat di kalangan remaja, namun gejala depresi sering diartikan sebagai sesuatu hal yang wajar dialami remaja. Remaja memang identik dengan kondisi emosional yang labil. Gejala awal depresi yang sering dialami oleh remaja, meskipun hanya depressed mood, namun jika berlangsung dalam jangka waktu lama akan dapat menyebabkan remaja mengalami gangguan depresi klinis. Salah satu faktor penyebab depresi adalah faktor teman sebaya. Penolakan teman sebaya, kehilangan teman, atau hubungan yang tidak baik dengan teman sebaya dapat menyebabkan remaja mengalami depresi. Hal tersebut dikarenakan pada masa remaja, teman memiliki peranan yang cukup penting. Jika remaja memiliki masalah, maka mereka akan cenderung berpaling ke teman sebaya mereka untuk mendapatkan jalan keluar dari masalah mereka. Hubungan remaja dengan teman sebaya dapat terjalin dengan adanya keintiman (intimacy) antara keduanya. Namun ternyata, ada faktor yang lebih penting lagi yaitu self-disclosure atau pengungkapan diri. Tanpa pengungkapan diri (self-disclosure) maka intimacy tidak akan terwujud. Berdasarkan uraian tersebut rumusan masalah penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara self-disclosure dan depresi pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian prediktif kuantitatif korelasional, dengan populasi remaja di DKI Jakarta dan sampel 65 orang siswa/i SLTP Sumbangsih 2 Grogol. Siswa/i yang menjadi subjek penelitian merupakan remaja yang berusia 10 hingga 14 tahun dan bertempat tinggal di DKI Jakarta. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan metode korelasi Pearson’s Product Moment, dengan bantuan program SPSS versi 13.0. Hasil analisis data tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara self-disclosure dan depresi pada remaja, sehingga hipotesis yang diajukan oleh peneliti terbukti. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar subjek termasuk ke dalam kelompok individu yang memiliki self-disclosure sedang dan kecenderungan depresi rendah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada remaja, guru, orang tua berkaitan dengan depresi yang rentan dialami oleh remaja dan pentingnya self-disclosure untuk mengurangi kecenderungan remaja mengalami depresi. Guru dan orang tua diharapkan lebih memperhatikan mengenai kondisi emosional remaja dan lebih bijaksana dalam menyikapi hubungan remaja dengan teman sebayanya mengingat teman merupakan faktor yang cukup penting selama masa remaja |