Pada umumnya persediaan merupakan faktor utama bagi perusahaan retail. Jumlah, nilai serta keragamam pada perusahaan retail menjadi hal yang menarik karena argo bisnis memiliki karakteristik tersendiri, persediaannya mengalami tumbuh kembang dan mati. Oleh karena itu pengelolaan persediaannya menarik minat penulis memilih PT. Swadaya yang bergerak dalam bidang pemasaran produk pertanian dan sarana produksi pertanian untuk bahan penelitian penulis karena perusahaan ini memiliki persediaan yang tumbuh dan berkembang. Persediaan adalah barang dagang yang dibeli untuk dijual lagi sebagai aktivitas utama perusahaan untuk memperoleh pendapatan. Menurut PSAK NO. 14 tentang persediaan , persediaan adalah: 1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal. 2. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan. 3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan. dalam proses produksi atau pemberian jasa Pencatatan transaksi perusahaan dagang dapat dilakukan dengan sistem periodik atau perpetual. Metode penilaian persediaan dapat berdasarkan harga perolehan dan bukan berdasarkan harga perolehan. Pengukuran persediaan berdasarkan harga perolehan atau nilai realisasi, mana yang lebih rendah. Hasil penelitian menunjukan sistem pencatatan perpetual yang dilakukan PT. Swadaya tidak seluruhnya mengikuti PSAK NO. 14 yaitu dalam hal pencatatan kartu persediaan dan pencatatan pengiriman barang dari gudang ke gudang, PT. Swadaya menggunakan harga jual sedangkan menurut PSAK NO. 14 dicatat sesuai dengan harga perolehan. Sistem pengukuran persediaan PT. Swadaya tidak sesuai dengan PSAK NO. 14 karena pengukuran berdasarkan biaya atau realisasi bersih mana yang lebih rendah (the lower of cost and net realizable value) harus menghitung biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual. Dengan kata lain PT. Swadaya mencantumkan biaya pembelian, tanpa biaya pemeliharaan sedangkan belum dijual dan persediaan mengalami tumbuh kembang karena perawatan. |