Anda belum login :: 27 Nov 2024 03:42 WIB
Detail
BukuProfil Emotional Intelligence Guru SLB di Jakarta dengan Menggunakan 5 Skala Bar-On Emotional Quotient Inventory (EQ-i)
Bibliografi
Author: SWASTI, LIRIS S ; Dewi, Zahrasari Lukita (Advisor)
Topik: Kecerdasan Emosional; Guru Sekolah Luar Biasa; SLB
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2009    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext: Liris Sekar Swasti's Undergraduated Theses.pdf (1.24MB; 87 download)
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FP-1441
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Emotional Intelligence (EI) atau kecerdasan emosional dikatakan menjadi faktor penting bagi kesuksesan seseorang. Daniel Goleman salah satu pakar pengembang konsep EI mengatakan bahwa pengaruh EI sebanyak 80-90% pada kesuksesan seseorang. Reuven BarOn merupakan salah satu tokoh pengembang konsep kecerdasan emosional. Di mana di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat ukur kecerdasan emosional dari BarOn yang sedang di kembangkan di Indonesia bernama BarOn EQ-i. Beberapa tokoh kecerdasan emosional berpendapat bahwa kecerdasan emosional berperan penting di segala bidang dan pada banyak profesi, salah satu profesi yang memerlukan kecerdasan emosional yang baik adalah guru Sekolah Luar Biasa (SLB). Guru SLB memiliki tanggung jawab yang terbilang khusus dikarenakan mereka memiliki siswa-siswa dengan karakteristik khusus, yakni ketunaan atau kecacatan yang dimiliki oleh para siswa SLB. Para siswa SLB cenderung memiliki perasaan yang sensitif karena kekurangan yang mereka miliki. Hal tersebut menjadi salah satu tantangan bagi para guru SLB. Disini para guru SLB diharapkan dapat mengerti dan menerima kekurangan yang dimiliki para siswanya serta dapat menunjukkan rasa kasih sayangnya dengan tulus. Tantangan lain yang harus dihadapi adalah penanaman konsep kepada para siswa yang tidak mudah, diperlukan upaya dan kesabaran yang lebih dari para guru SLB. Begitu juga dengan kecakapan dalam membina hubungan dengan para siswanya juga diperlukan oleh guru SLB. Guru SLB dituntut untuk memiliki komitmen yang kuat, empati, serta kesabaran yang lebih dibandingkan guru lainnya. Hal tersebut dimaksudkan agar para guru SLB dapat dengan baik menghadapi tantangan-tantangan yang ditemui pada pekerjaannya. Dengan demikian kecerdasan emosional yang di dalamnya terdapat kemampuan-kemampuan seperti intrapersonal, interpersonal, adaptability, stress management, dan general mood, menjadi faktor yang penting bagi para guru SLB di Jakarta. Kecerdasan emosional dapat sangat membantu para guru untuk mengelola berbagai tuntutan dan tekanan yang mereka hadapi. Memiliki kecerdasan emosional yang baik membantu para guru SLB untuk menjadi pribadi yang lebih baik dalam mengelola emosi yang mereka alami. Jika pengelolaan emosi beserta aspek-aspek di dalamnya tersebut dapat dilakukan dengan baik, maka diharapkan mereka juga akan lebih baik dalam menghadapi dan menjalani tuntutan dan tanggung jawab sebagai guru SLB. Para guru bertanggung jawab atas kesehatan mental para siswanya. Hal tersebut dapat dicapai dengan lebih baik jika para guru memiliki kecerdasan emosional yang baik. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini adalah tingkat kecerdasan emosional para guru SLB berada pada kategori sedang. Dengan demikian dapat dikatakan para guru SLB yang menjadi sampel penelitian ini memiliki gambaran kecerdasan emosional yang cukup. Berdasarkan hasil tersebut, akan lebih baik lagi jika para guru SLB lebih meningkatkan kecerdasan emosional mereka sehingga akan membuat mereka menjadi pribai yang lebih baik serta dapat lebih optimal dalam memberikan pengajaran bagi para siswanya.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.1875 second(s)