Siswa kelas 3 SMA yang berada pada fase remaja akhir (17-21 tahun) dihadapkan pada pemilihan jurusan kuliah setelah lulus SMA atau bila langsung bekerja mereka juga perlu memilih bidang pekerjaan yang cocok dengan kemampuan dan minat mereka. Oleh sebab itu sejak dini mereka diharapkan telah memiliki kesadaran yang mendalam mengenai diri mereka khususnya potensi, minat, cita-cita diri dan mulai merencanakan masa depan. Namun tidak semua remaja berhasil meyakini kemampuan, potensi, cita-cita diri dan telah mulai merencanakan masa depan mereka. Padahal adanya kesadaran ini akan memudahkan mereka untuk memilih jurusan atau pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuan mereka agar tidak terjebak pada situasi “salah jurusan” atau terjebak pada pekerjaan yang tidak disukai. Remaja yang belum mampu menilai kemampuan dan minatnya, belum mampu menilai peluang yang dapat mereka raih serta belum mampu membuat komitmen terhadap pilihan pendidikan dan pekerjaan disebut sebagai remaja yang belum mencapai identitas diri dalam bidang vokasional yang ideal. Keadaan seperti inilah yang mendorong peneliti untuk melihat gambaran identitas diri dalam bidang vokasional pada remaja. Ada empat status yang menggambarkan identitas dalam bidang vokasional seseorang, yaitu identity achievement, moratorium, foreclosure dan diffusion. Keempat status ini disebut dengan status identitas vokasional. Responden penelitian ini adalah siswa/I kelas 3 SMAN 2 Serpong. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner status identitas vokasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 33% siswa berada pada status identitas vokasional achievement, 18% siswa memiliki status identitas moratorium. Sebanyak 19% siswa berada pada status identitas foreclosure dan sisanya sebanyak 34% siswa berada pada status identitas diffusion. Untuk memperkaya hasil data, penelitian ini juga menggunakan metode wawancara dengan menggunakan empat siswa yang berada pada masing- masing status identitas vokasional untuk menjadi responden. Diharapkan dengan adanya penelitian ini, segala pihak yang berhubungan dengan siswa seperti orangtua dan pihak sekolah dapat memberikan bantuan berupa bimbingan dan pemberian informasi yang objektif agar siswa itu sendiri dapat memilih jurusan yang tepat bagi dirinya. |