Konsep diri adalah bagian dari diri setiap individu yang berkembang dimulai dari individu mulai berbicara sampai akhirnya mati yang terbentuk berdasarkan pengalaman masing-masing individu, pola asuh orang tua dan lingkungan sekitarnya. Faktor-faktor perkembangan konsep terdiri dari sudut pandang fisik, kemampuan pribadi, kecenderungan sosial, pandangan moral etik, hubungan intern keluarga dan kemampuan akademik. Konsep diri seseorang dapat terbentuk dari perlakuan teman-teman dekatnya, hubungan dengan keluarganya dan orang-orang yang dikaguminya. Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor-faktor tersebut terhadap perkembangan konsep diri seseorang akan tergantung pada penghayatan emosional seseorang terhadap faktor-faktor yang dimilikinya. Bila nuansa penghayatan tersebut cenderung bangga (positif) maka akan muncul perkembangan konsep diri kearah yang positif pula atau bisa juga sebaliknya. Bullying adalah kekerasan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dengan menggunakan kekuasaan dan kekuatan yang dimiliki untuk menyakiti sekelompok atau seseorang. Korban bullying akan merasa tertekan, trauma, dan tidak berdaya. Bentuk-bentuk bullying ada tiga macam yaitu bullying non-verbal (fisik), bullying verbal (perkataan), dan bullying psikologis (mental). Korban bullying biasanya adalah anak-anak yang dipilih menjadi objek hinaan dan kemudian menjadi penerima agresi verbal, fisik, atau relasional hanya karena berbeda dalam hal-hal tertentu oleh para pelaku bullying. Remaja mungkin tidak akan memberitahu orang dewasa secara langsung bahwa mereka menjadi korban bullying. Dampak-dampak yang ditimbulkan bullying dapat berupa dampak fisik dan psikologis. Tindakan bullying kepada remaja dapat berdampak terhadap perkembangan konsep korban bullying. Jika faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri itu mengarah kepada hal yang negatif, maka perkembangan konsep diri korban bullying akan negatif.Tujuan dari penelitian yang dilakukan terhadap para siswa/i kelas X dan XI ini adalah untuk memperoleh gambaran konsep diri yang dimiliki oleh para siswa/i di SMA ”X” yang menjadi korban bullying. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode pengunpulan data menggunakan skala penilaian yang digunakan untuk mengukur konsep diri para korban bullying. Instrument konsep diri terdiri dari 60 pernyataan dan telah diujicobakan, dimana 33 pernyataan dinyatakan valid dan reliabilitas instrument sebesar 0,374. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep diri korban bullying mengarah pada konsep diri positif. Hal ini dikarenakan para korban bullying dapat menerima diri mereka dalam segi fisik, pribadi, sosial, moral etik, keluarga dan akademik. Keluarga merupakan pengaruh penting dalam pembentukan konsep diri para korban bullying ini. Pola asuh yang baik terlihat pada hasil skor pernyataan yang menyatakan bahwa orang tua dan keluarga mempedulikan mereka. Saran peneliti bagi program studi Bimbingan dan Konseling adalah dapat menyiapkan tenaga- tenaga konselor yang terjun dalam dunia pendidikan agar dapat membuat program pencegahan bullying di sekolah, dan mengadakan penyuluhan tentang bullying itu sendiri. Para calon konselor juga dapat mencari sekolah-sekolah dengan tingkat bullying tinggi untuk mempraktekan konselinng individual ataupun kelompok terhadap korban bullying. |