| Sebagian besar gas alam Indonesia yang belum dimanfaatkan dapat dijadikan gas alam tekan (BBG - CNG) yang dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Penggunaan BBG tidak memerlukan perubahan mesin secara besar-besaran, hanya menambah konversion kit terhadap mesin mobil yang telah ada, Kendaraan dapat bekerja dengan system dua bahan bakar. Pembakaran BBG lebih sempurna dari pada bahan bakar konvensional dari minyak bumi, sehingga jumlah zat-zat beracun yang terkandung dalam, gas buang kendaraan lebih kecil dari pada gas buang kendaraan yang memakai bahan bakar dari minyak bumi. BBG tidak meninggalkan deposit karbon pada motor seperti yang terjadi pada motor kendaraan yang dijalankan oleh bahan bakar dari minyak bumi, dan merupakan bahan bakar dengan angka oktan yang cukup tinggi. Di udara bebas BBG akan cepat menguap ke atas dan sukar terbakar. Pada kondisi yang sama uap elpiji dan bensin akan merayap, mengambang di bawah dan mudah terbakar. Harga BBG setara satu liter bensin hanya Rp 190,00, jadi lebih murah dibanding dengan bensin Premium Rp 385,00 atau bensin Super Rp 440,00. Dengan demikian hanya diperlukan biaya setengahnya untuk jarak tempuh yang sama. Pemakaian BBG dapat mengurangi biaya pemeliharaan, memperpanjang daya tahan mesin, busi dan mengurangi frekuensi penggantian minyak pelumas. Adapun kekurangan BBG terletak pada daya akselerasinya yang lebih rendah dibanding dengan bahan bakar bensin dan beban kendaraan bertambah karena adanya tambahan tangki BBG. Bila dimanfaatkan secara cermat, BBG merupakan bahan bakar yang aman, ekonomis dan lebih bersih sehingga tidak menimbulkan pengaruh terhadap pencemaran udara dan memberikan masa depan yang cukup baik bagi penggunaan gas sebagai bahan bakar kendaraan. |