Usia SD merupakan usia bermain. Namun, pada kenyataannya, siswa SD sekarang ini tampak kekurangan waktu untuk bermain. Kehidupan mereka setiap hari dipenuhi dengan jadwal kegiatan yang sangat padat. Padahal bermain mempunyai banyak manfaat bagi perkembangan siswa. Oleh karena itu, penulis ingin mencoba menerapkan permainan edukatif dalam pembelajaran bahasa Inggris. Permainan edukatif adalah permainan yang mendidik dan relevan dengan topik pembelajaran yang dapat membantu siswa memahami topik yang dipelajari. Dengan penerapan permainan edukatif dalam pembelajaran, diharapkan kebutuhan siswa untuk bermain dapat terpenuhi sekaligus dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar adalah segala sesuatu yang mendorong manusia untuk belajar. Dengan memiliki motivasi belajar yang baik, diharapkan siswa dapat menguasai bahasa Inggris yang sangat diperlukan dalam era globalisasi sekarang ini karena bahasa Inggris merupakan alat berkomunikasi secara lisan dan tertulis yang dipakai sebagai bahasa internasional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peranan penerapan permainan edukatif terhadap peningkatan motivasi belajar siswa SD Kristen Ketapang I. Subyek penelitian adalah siswa-siswa SD kelas IA sebanyak 19 orang, yang terdiri dari 10 siswa perempuan dan 9 siswa laki-laki. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan di SD kristen Ketapang I Jakarta Pusat pada mata pelajaran bahasa Inggris materi ”prepositions”. PTK dilaksanakan dalam dua siklus untuk menerapkan permainan edukatif. Pada siklus pertama, penulis menerapkan permainan edukatif yang dilakukan secara individual. Beberapa siswa mengeluh bahwa terlalu banyak tugas yang harus mereka kerjakan. Pada siklus kedua, penulis menerapkan permainan edukatif secara berkelompok. Setelah dilakukan penelitian, dapat terlihat bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari rata-rata nilai pre-test dan post-test siklus I yang mengalami peningkatan sebanyak 13,89 point (57,78 menjadi 71,67), pre-test dan post-test siklus II mengalami peningkatan sebanyak 23,11 point (60 menjadi 83,11), serta LKS siklus I dan siklus II yang mengalami peningkatan sebanyak 8,75 point (79,67 menjadi 88,42). Selain terjadi peningkatan hasil belajar, dapat terlihat pula bahwa motivasi belajar siswa juga meningkat. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai rata-rata kuesioner motivasi belajar siswa sebelum dan setelah dilakukan proses pembelajaran dengan penerapan permainan edukatif (lampiran 17 dan lampiran 18) yang meningkat sebanyak 0,51 point (3,51 menjadi 4,02). Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan bagi para guru untuk merancang dan menerapkan pembelajaran dengan permainan edukatif yang kreatif dan menarik. Bagi para siswa untuk terus termotivasi mempelajari bahasa Inggris sebagai bekal masa depannya menghadapi persaingan yang semakin tinggi pada era globalisasi. Bagi sekolah untuk mengembangkan pembelajaran bahasa Inggris di sekolah. |