Anda belum login :: 23 Nov 2024 03:12 WIB
Detail
BukuPerbedaan Psychological Well Being pada Lansia dengan Orientasi Religiusitas Intrinsik, Orientasi Religiusitas Ekstrinsik dan Orientasi Religiusitas Quest
Bibliografi
Author: AGUSTINA, CHRISTINE ; Partasari, Wieka Dyah (Advisor)
Topik: Psychological Well Being; Orientasi Religiusitas
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2009    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext: Christine Agustina's Undergraduated Theses.pdf (993.35KB; 94 download)
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FP-1422
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Masa lansia adalah tahap perkembangan yang terakhir dalam rentang kehidupan manusia. Pada masa tersebut, lansia melihat kembali perjalanan hidup ke belakang, apa yang telah mereka lakukan selama perjalanan mereka tersebut. Bagaimana pengalaman atau hal – hal yang telah mereka lakukan mempengaruhi pandangan mereka akan kehidupannya sehari - hari. Hal ini merupakan psychological well-being yang menurut Ryff digambarkan sebagai pengalaman realisasi diri, sejauh mana individu merasa nyaman, damai dan bahagia berdasarkan penilaian subjektif serta bagaimana mereka memandang pencapaian potensi mereka sendiri. Psychological well being terdiri dari enam dimensi, yaitu dimensi penguasaan lingkungan, dimensi pertumbuhan pribadi,dimensi hubungan positif dengan orang lain, dimensi penerimaan diri, dimensi otonomi, dan dimensi tujuan hidup. Dalam kaitannya dengan lansia, banyak faktor yang mempengaruhi psychological well being. Religiusitas merupakan salah satu di antaranya di mana religiusitas mempunyai peran suportif pada lansia seperti yang telah dibuktikan pada penelitian – penelitian sebelumnya khususnya dalam hal kegiatan religiusitas, komitemen religius, aktivitas beribadah dan lain sebagainya. Namun, masih ada bagian religiusitas yang masih belum terbukti peranannya terhadap psychological well being yaitu orientasi religiusitas. Menurut Batson, orientasi terdiri dari tiga jenis yaitu orientasi religiusitas intrinsik, orientasi religiusitas ekstrinsik, serta orientasi religiusitas quest. Masing-masing jenis orientasi religiusitas ini menggambarkan cara pandang yang berbeda - beda mengenai agama pada kehidupan manusia. Oleh karena itu, peneliti memiliki asumsi bahwa orientasi religiusitas yang berbeda pada lansia mempengaruhi psychological well being sehingga berbeda. Namun sejauh mana perbedaan tersebut belum diketahui secara pasti. Hal ini disebabkan karena belum adanya penelitian yang mencoba melihat perbedaan psychological well being pada aspek orientasi religiusitas dari lansia. Oleh sebab itu, penelitian ini akan mencoba untuk melihat perbedaan psychological well being yang mungkin terjadi terkait aspek orientasi religiusitas pada lansia. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental yang bersifat korelasional. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara accidental kepada 90 orang subjek penelitian yaitu lansia yang berusia di antara 65 – 84 tahun. Alat ukur yang digunakan adalah SRLI yang dikonstruk oleh Batson serta alat ukur psychological well being scale yang disusun oleh Ryff . Sesuai dengan persyaratan perhitungan statistik, pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan metode Anova one way pada data yang memiliki distribusi normal. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa tidak adanya perbedaan psychological well being pada lansia dengan orientasi religiusitas intrinsik, lansia dengan orientasi religiusitas ekstrinsik dan lansia dengan orientasi religiusitas quest. Begitu pula dalam dimensi pertumbuhan diri, dimensi penerimaan diri dan dimensi penguasaan lingkungan tidak ditemukan adanya perbedaan pada lansia dengan orientasi religiusitas intrinsik, lansia dengan orientasi religiusitas ekstrinsik dan lansia dengan orientasi religiusitas quest.Sementara di ketiga domain psychological well being lainnya ditemukan bahwa terdapat perbedaan psychological well-being yang signifikan dalam domain otonomi, domain hubungan dengan orang lain serta domain tujuan hidup pada lansia dengan orientasi religiusitas intrinsik, orientasi religiusitas ekstrinsik dan lansia dengan orientasi religiusitas quest. Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah menggunakan subyek penelitian dengan jumlah yang lebih banyak, jika tersedia waktu, tenaga dan biaya yang mencukupi. Sehingga hasil penelitian akan lebih representatif dalam menggambarkan populasi yang hendak diteliti. Dalam kehidupan sehari - hari, penelitian ini dapat menjadi masukkan untuk para lansia terkait dengan kesejahteraan psikologis dalam diri mereka masing – masing.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.171875 second(s)