Pada dunia pertunjukan musik klasik di Jakarta, kerap kali diadakan pertunjukan orkestra-orkestra. Orkestra-orkestra yang ada dapat dibagi menjadi dua berdasarkan anggotanya yaitu youth orchestra dan orkestra profesional. Suatu orkestra dapat disebut youth orchestra ketika anggota dari orkestra tersebut mempunyai rentang usia kurang lebih 10-25 tahun dan tidak mendapatkan penghasilan dari permainan musik bersama orkestra tersebut. Sedangkan orkestra profesional mempunyai anggota yang memang dibayar secara profesional untuk bermain musik bersama orkestra tersebut. Fenomena yang terjadi di Jakarta adalah lebih lakunya pertunjukan musik klasik yang ditampilkan oleh youth orchestra jika dibandingkan orkestra profesional di Jakarta. Padahal jika melihat sistem promosi kedua orkestra kurang lebih memiliki sistem yang sama. Selain itu kualitas permainan dari orkestra profesional jelas dapat dikatakan lebih baik dibandingkan dengan youth orchestra. Untuk menjawab fenomena ini, sudut pandang archetype sebagai primordial images digunakan untuk menjelaskan penghayatan pada aktivitas menonton pertunjukan musik klasik yang ditampilkan oleh kedua jenis orkestra tersebut. Dan untuk dapat memperoleh gambaran archetype dari sebuah aktivitas, peneliti bersama tim yang menjadi bagian dari penelitian payung dalam archetype dalam aktivitas menyusun alat ukur yang sifatnya situasional dan dapat diterapkan dalam berbagai macam aktivitas. Alat ukur yang dipakai disusun berdasarkan dua belas archetype yang dikemukakan oleh Pearson yaitu innocent, regular guy, caregiver, hero, lover, explorer, creator, outlaw, jester, sage, ruler, dan magician. Dari hasil pengukuran terhadap gambaran archetype ini akan dilihat, apakah ada perbedaan gambaran archetype diantara kedua aktivitas tersebut. Dari hasil pengukuran yang sudah dilakukan terhadap 59 aktivitas menonton youth orchestra dan 59 aktivitas menonton orkestra profesional, didapatkanlah gambaran archetype yang muncul pada kedua aktivitas tersebut. Hasilnya ternyata tidak ada perbedaan gambaran archetype yang siginifikan pada kedua aktivitas tersebut. Perbedaan gambaran archetype hanya terjadi pada 3 archetype yaitu outlaw, sage, dan caregiver. Bahkan kedua aktivitas tersebut menunjukkan pola gambaran yang sama mulai dari archetype yang paling aktif sampai kepada archetype yang paling dorman. Ketiga archetype yang paling aktif tersebut adalah hero, explorer, dan jester. Hasil akhir dari penelitian ini memang belum dapat menjawab fenomena mengapa pertunjukan musik klasik yang ditampilkan oleh youth orchestra lebih laku jika dibandingkan dengan orkestra profesional yang ada di Jakarta. Faktor lain di luar motif yang mendasari suatu penghayatan diduga lebih berpengaruh terhadap lakunya pertunjukan ini. Ada kemungkinan bahwa orang-orang yang banyak menonton pertunjukan youth orchestra kebanyakan adalah orang-orang berhubungan dekat dengan para pemain, sehingga setiap pemain dari youth orchestra dapat menarik pasar lebih banyak jika dibandingkan dengan orkestra profesional yang ada. |