Fenomena globalisasi yang terjadi di pasar bisnis, menyebabkan semakin banyaknya pihak asing yang masuk ke Indonesia. Hal ini kemudian menciptakan ancaman, berupa semakin tingginya tingkat persaingan dan laju perubahan bisnis yang juga semakin cepat. Salah satu cara untuk dapat terus bertahan dalam situasi yang penuh persaingan adalah dengan memperhatikan faktor sumber daya manusia, karena sumber daya manusia merupakan faktor penggerak utama berjalannya sebuah organisasi. Namun sayangnya, tidak banyak perusahaan yang mampu mempertahankan kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya, sehingga banyak karyawan yang ditemukan melakukan tindakan kontraproduktif, salah satunya adalah tindak korupsi. Diantara banyaknya karyawan yang kerap ditemukan melakukan tindakan kontraproduktif, peneliti menemukan satu perusahaan yang hingga kini justru bisa mempertahankan kualitas sumber daya manusia yang bersih dari tindakan kontraproduktif. Mereka-mereka inilah para individu yang memiliki integritas. Integritas adalah ketaatan yang kuat pada nilai moral yang menggambarkan benar dan salah dalam hidup individu sesuai dengan lingkungan di sekitar individu. Integritas dipengaruhi oleh dua faktor yaitu personal dan situasional. Berdasarkan fenomena yang peneliti temukan, iklim organisasi dilihat dapat menjadi faktor situasional yang berhubungan dengan integritas. Iklim organisasi didefinsikan sebagai suatu set keadaan lingkungan internal organisasi yang dipersepsikan berdasarkan hasil pengalaman tiap individu, bersifat relatif dan memiliki kekuatan untuk mempengaruhi perilaku individu dalam organisasi. Persepsi individu dan interpretasi kognitifnya terhadap kondisi organisasi secara menyeluruh akan mempengaruhi sikap, perasaan, dorongan dan tingkah lakunya. Suatu persepsi yang positif terhadap iklim organisasi, akan terbentuk apabila karakteristik-karakteristik dari organisasi melalui dimensi-dimensi iklim organisasi juga bernilai positif. Ketika individu menerima stimulus iklim organisasi, dan berdasarkan pengalaman atau pengetahuan yang ia peroleh mengenai iklim organisasi tersebut bersifat positif, maka ia pun akan mempersepsikannya secara positif. Dari persepsi yang positif tersebut, individu akan memilki dorongan, semangat dan motivasi untuk memunculkan sikap kerja yang positif, seperti bertanggung jawab dan dapat dipercaya, yang merupakan salah satu ciri individu yang berintegritas. Penelitian ini adalah penelitian non eksperimental dengan menggunakan teknik accidental sampling sebagai cara pengambilan sampel. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan PT. BFI Finance berjumlah 50 orang. Alat ukur yang digunakan adalah alat ukur hasil modifikasi dari skala overt integrity test yang dibuat oleh Hoffman (2002). Sedangkan untuk iklim organisasi, alat ukur yang digunakan adalah alat ukur iklim organisasi yang diadaptasi dari Litwin & Stringer (1968). Pengujian hipotesis dilakukan dengan teknik korelasi Pearson Product Moment, karena penelitian ini bertujuan menguji hubungan antara dua variabel yang diukur dalam skala interval (Guilford, Fruchter, 1978). Berdasarkan penelitian ini, diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara iklim organisasi dengan overt integrity. Dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin positif persepsi individu terhadap iklim organisasi, maka semakin tinggi pula overt integrity yang dimiliki oleh individu tersebut. |