Dalam keseharian kita pasti melihat orang lain maupun diri kita sendiri sedang melakukan sesuatu. Baik itu berjalan, berbicara, duduk, termenung, membaca, bercanda, memukul, berlari, berteriak, maupun perilaku-perilaku lainnya. Semua perilaku itu memiliki sumber. Salah satu sumber perilaku manusia adalah motivasi. Salah satu teori motivasi yang memiliki kategorisasi terlengkap saat ini adalah teori Archetype Jung. Menurut Jung, Archetype dapat mempengaruhi kognitif, afektif, dan perilaku manusia. Archetype pun memiliki banyak bentuk, di antaranya dalam bentuk mimpi, dongeng, mitos, tempat, benda, bahkan situasi hidup sehari-hari. Pearson mengatakan bahwa ada dua belas Archetype dalam hidup yaitu Innocent, Regular Guy, Warrior, Caregiver, Explorer, Destroyer, Lover, Creator, Ruler, Magician, Sage, dan Fool. Pearson pun membuat sebuah alat test berbasis Archetype dan dengan menggunakan alat tersebut dapat diketahui Archetype seseorang. Alat itu adalah Human Myth Index (HMI). Namun, HMI hanya mengukur Archetype yang dominan pada diri manusia. HMI tidak dapat digunakan pada suatu aktivitas yang spesifik. Misalnya pada saat ada orang yang ketika bekerja suka memerintah dengan otoriter dan sikap otoriter ini pun dibawa ke dalam keluarganya. Orang tersebut merasa bahwa dengan cara otoriter maka apa yang diinginkan pasti terpenuhi tapi ia melupakan bahwa keluarga dan perusahaan adalah institusi yang berbeda. Dalam keluarga tidak ada hubungan atasan dan bawahan dan keluarga tidak menginginkan hal tersebut. Dalam beraktivitas manusia dipengaruhi oleh konteks, konteks seperti budaya, roles, artifak, komunitas, peraturan, tujuan. Karena aktivitas manusia dipengaruhi konteks maka diperlukan sebuah alat test baru yang dapat mengukur Archetype berdasarkan aktivitas. Penelitian ini akan dilakukan dengan pilot study pada mahasiswa Psikologi Atmajaya Jakarta. Penelitian ini akan dilakukan pada 350 mahasiwa/i. Teknik Sampling yang digunakan adalah accidental sampling. Teknik analisis yang digunakan untuk analisis item secara kuantitatif adalah rpbis dan corrected item total correlations. Sedangkan analisa item secara kualitatif dilakukan dengan expert judgement. Teknik validitas isi yang digunakan adalah face validity dan uji keterbacaan. Pada validitas konstruk, peneliti melakukan internal consistency, analisis factor, convergent discriminant, dan diskriminan validation. Pada pengujian reliabilitas, peneliti menggunakan alpha cronbach. Hasil analisa item secara kualitatif dan kuantitatif menunjukkan bahwa ada 25 item yang valid dari 46 item yang dibuat peneliti. Dalam pengujian validitas isi, secara face validity alat test ini telah valid. Pada uji keterbacaan, peneliti menemukan beberapa masalah pada ilustrasi dan pengisian alat test. Dalam pengujian validitas konstruk, alat test ini telah mengukur konstruk (hasil convergent discriminant), alat test ini pun dapat mengukur penghayatan pada aktivitas yang berbeda (hasil diskriminan validation). Akan tetapi alat test ini mengandung domain lain selain yang di susun oleh peneliti (hasil analisis faktor). Hasil internal consistency menunjukkan bahwa dari 17 item hanya 9 item yang valid pada domain mereka masing-masing. Dari 9 item ini hanya 4 yang berkorelasi dengan konstruk. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa alat test activity-Archetype belum reliabel untuk mengukur hal yang sama pada pengukuran berikutnya. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, pada alat test Activity-Archetype Battery Test Subtest Regular Guy masih terdapat domain-domain di luar domain yang ingin di ukur, walaupun begitu alat test ini telah dapat mengukur konstruk regular guy dan dapat mengukur penghayatan seseorang pada aktivitas yang berbeda. Sedangkan mengenai reliabilitas, alat test ini masih tergolong belum reliabel. |