Anak jalanan merupakan fenomena yang biasa ditemui di kota-kota besar. Kondisi perekonomian keluarga yang sangat sulit menyebabkan banyak anak-anak usia sekolah yang turun ke jalan untuk mencari uang. Anak jalanan adalah anak yang berusia di bawah 18 tahun yang sebagian besar waktunya dipergunakan untuk menjalankan berbagai aktivitas di jalanan atau di tempat-tempat umum lainnya. Aktivitas anak jalanan bukan hanya yang bertujuan untuk mencari uang atau mencari nafkah, tetapi juga aktivitas lain seperti bermain, istirahat, tidur, atau belajar. Definisi inilah yang digunakan peneliti sebagai definisi penelitian untuk anak jalanan. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran konsep diri anak jalanan perempuan. Jumlah sampel dalam penelitian ini ialah 33 orang anak jalanan perempuan berusia 12-15 tahun. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan menggunakan alat tes konsep diri Tennesse Self Concept Scale (TSCS) dari Fitts yang terdiri dari 4 aspek, yaitu aspek harga diri, integritas diri, keyakinan diri, dan kritik diri, serta 8 komponen, yaitu komponen identitas diri, diri perilaku, diri penilai, diri fisik, diri moral etis, diri personal, diri keluarga, dan diri sosial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 4 aspek konsep diri yaitu aspek harga diri, integritas diri, keyakinan diri, dan kritik diri, serta 8 komponen konsep diri, yaitu komponen identitas diri, diri perilaku, diri penilai, diri fisik, diri moral etis, diri personal, diri keluarga, dan diri sosial pada anak jalanan perempuan berusia 12-15 tahun berada pada tingkat sedang. Secara umum, berarti kelompok ini memiliki penilaian yang cukup positif dalam memandang diri mereka. Konsep diri anak jalanan perempuan yang tergolong sedang, diduga disebabkan oleh kondisi mereka yang memegang peranan penting dalam mengatasi kesulitan ekonomi keluarga dan dapat memenuhi kebutuhan mereka sendiri, sehingga sekalipun mereka berada dalam golongan kurang mampu dan ada beberapa di antara mereka yang sudah tidak bersekolah, mereka merasakan adanya kebanggaan tersendiri. Kemungkinan lainnya, pengalaman kehidupan jalanan yang keras dapat membuat anak jalanan mengandalkan diri sendiri untuk dapat bertahan dari kerasnya budaya jalanan. Dengan demikian mereka menjadi sangat mandiri dan memiliki daya juang yang tinggi sehingga turut mempengaruhi pandangan mereka yang cukup positif terhadap diri mereka sendiri. Saran untuk penelitian ini adalah menambah metode wawancara sehingga hasil penelitian akan semakin kaya, meningkatkan jumlah sampel, dan mengambil sampel dari semua kotamadya di Jakarta sehingga semakin merepresentasikan konsep diri anak jalanan perempuan di Jakarta dan dapat melihat adakah perbedaan konsep diri dari masing-masing kotamadya. |