Kekerasan banyak dialami oleh anak dan remaja. Bentuk kekerasan yang biasa terjadi adalah kekerasan fisik, kekerasan seksual, kekerasan emosi, kekerasan sosial, dan penelantaran. Pada banyak kasus, kekerasan pada anak justru terjadi di rumah dan dilakukan oleh orang terdekat, seperti orang tua atau guru di sekolah. Rentannya posisi anak dalam keluarga dan masyarakat membuat anak kerap menjadi korban kekerasan. Umumnya kekerasan digunakan orang tua untuk mendisiplinkan anak. Namun, pengasuhan yang disertai dengan kekerasan dapat memberikan efek buruk bagi perkembangan anak, terutama pada usia remaja. Remaja dapat menginternalisasikan kekerasan sebagai bentuk kepribadian, dan menjadikannya sebagai cara untuk menyelesaikan masalah. Dapat dikatakan bahwa perlakuan kasar yang diterima anak dapat menimbulkan sikap positif atau negatif terhadap dirinya, terutama saat ia menginjak usia remaja. Pada masa ini, remaja sedang membentuk identitas. Identitas ini diperoleh dari persepsi individu terhadap dirinya, yang disebut dengan konsep diri. Selama masa remaja, konsep diri akan terus mengalami perubahan, dan mulai menetap dan stabil pada usia remaja akhir. Konsep diri individu yang mulai menetap dan stabil mengindikasikan bahwa identitasnya sudah mantap. Bagaimana identitas yang terbentuk pada akhir masa remaja sangat penting, karena dapat membentuk dasar keputusan remaja, membentuk pemahaman remaja terhadap dirinya, serta menentukan peran sosial apa yang harus dijalankan oleh remaja. Dari penjelasan singkat di atas, peneliti ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara konsep diri dengan pengalaman kekerasan masa kanak-kanak pada remaja akhir di Jakarta. Untuk melihat hubungan tersebut, peneliti menggunakan kuesioner untuk mengetahui kekerasan apa saja yang pernah dialami oleh responden. Di dalam kuesioner ini peneliti menggunakan tiga kriteria kekerasan untuk mengukur tingkat keparahan dari kekerasan yang dialami responden, yaitu frekuensi kekerasan, durasi kekerasan, dan pelaku kekerasan. Ketiga kriteria ini akan dikorelasikan satu per satu dengan setiap aspek dari konsep diri, berdasarkan kelima bentuk kekerasan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu kekerasan fisik, kekerasan seksual, kekerasan emosi, kekerasan sosial, dan penelantaran. Sedangkan untuk mengukur konsep diri, peneliti menggunakan Tennessee Self-Concept Scale yang di dalamnya memuat empat aspek utama konsep diri. Keempat aspek tersebut adalah aspek harga diri, aspek integrasi diri, aspek kritik diri, dan aspek keyakinan diri. |