Layanan keperawatan merupakan bagian utama dari pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit kepada klien (Nurachmah, 2001). Pelayanan ini diberikan oleh perawat yang merupakan salah satu profesi yang selalu berhubungan dan berinteraksi langsung dengan klien, baik itu individu, keluarga, maupun masyarakat (Bondan dalam Andia, 2007). Perawat melakukan pekerjaan di sektor public yang memberikan layanan profesional dimana mereka berusaha meningkatkan kesejahteraan orang-orang yang mereka layani (Chiu & Kosinski, 1997). Agar pasien dapat mencapai kesembuhan, perawat bekerja sama dengan dokter maupun tenaga medis lainnya. Namun perawat tidak dapat menghindari terjadinya kelelahan baik secara fisik maupun psikis yang dapat mempengaruhi layanan keperawatan kepada pasien. Untuk melihat kondisi psikologis, salah satunya dapat dilihat dari Psychological Well-Being dari para perawat. Menurut Warr (1978), Psychological Well-Being adalah suatu konsep yang berkaitan dengan apa yang dirasakan individu dengan aktivitas-aktivitasnya dalam kehidupan sehari-hari. Ryff (1985) menggambarkan Psychological Well-Being sebagai pengalaman realisasi diri. Lebih lanjut Ryff membagi Psychological Well-Being menjadi 6 dimensi, yaitu penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan hidup, dan pengembangan pribadi. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu SPWB dari Ryff (1989) yang terdiri dari 122 item. Subjek dalam penelitian ini adalah para perawat di rumah sakit Atma Jaya. Jumlah subjek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 47 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Psychological Well-Being pada perawat di rumah sakit Atma Jaya cenderung tinggi pada setiap dimensi. Berdasarkan uji beda terhadap data demografis (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama kerja, status pernikahan, dan etnis/suku bangsa), diperoleh hasil bahwa tidak terdapat perbedaan Psychological Well-Being pada perawat yang bekerja di rumah sakit Atma Jaya. Data tambahan mengenai derajat kepentingan, diperoleh hasil bahwa dimensi hubungan positif dengan orang lain merupakan dimensi yang terpenting bagi perawat di rumah sakit Atma Jaya. Sedangkan dimensi yang dianggap tidak penting yaitu dimensi otonomi. |