Transisi dari Sekolah Menengah Umum (SMU) menuju Perguruan Tinggi (PT) melibatkan suatu perpindahan menuju struktur sekolah yang lebih besar. Individu akan menghadapi situasi dan kondisi yang berbeda antara masa SMU dengan PT. Remaja dewasa ini pun memiliki tuntutan yang tinggi karena hidup dalam dunia yang berorientasi pada keberhasilan. Menurut teori perkembangan, usia individu yang baru memasuki jenjang perguruan tinggi berada pada tahap perkembangan remaja akhir, yaitu usia 17-20 tahun . Selain itu, menurut teori perkembangan psikososial Erik Erikson individu dengan rentang usia ini berada pada tahap intimacy and solidarity vs isolation. Tugas perkembangan tahap ini adalah untuk menjalin relasi yang lebih mendalam dengan banyak orang, baik hubungan sebagai teman maupun hubungan yang lebih intim dengan lawan jenis. Bila tugas perkembangan ini tidak dapat dilaksanakan dengan baik, maka individu tersebut akan terisolasi dari lingkungan sosialnya. Oleh karena itu, untuk mendukung pemenuhan tugas perkembangan dan dalam rangka menghadapi perbedaan situasi yang dialami oleh seorang individu diperlukan kemampuan adaptasi. Salah satu tokoh psikologi yang membahas tentang adaptasi adalah Dr. Reuven Bar-On dalam teori kecerdasan emosional yang dikeluarkannya. Berdasarkan teori kecerdasan emosional tersebut dikembangkan suatu alat ukur psikologis, yaitu Bar-On Emotional Quotient Inventory (EQ-i). Alat ukur ini berupa self report dengan 133 item dan terdiri dari lima area besar dengan 15 subskala, yaitu area intrapersonal dengan subskala self regard, emotional self awareness, assertiveness, independence, dan self actualization, area interpersonal dengan subskala empathy, sosial responsibility, dan interpersonal relationship, area stress management dengan subskala stress tolerance dan impulse control, area adaptability dengan subskala reality testing, flexibility, dan problem solving, dan area general mood dengan subskala optimism dan happiness. Akan tetapi, Bar-On EQ-I belum dikembangkan di Indonesiasehingga belum dapat digunakan pada masyarakat Indonesia. Bar-On EQi baru dapat digunakan di Indonesia apabila sudah diadaptasikan. Proses adaptasi meliputi usaha untuk melakukan standarisasi terhadap alat ukur ini jika digunakan oleh masyarakat negara tertentu karena perbedaan budaya,salah satunya adalah uji psikometri. Uji psikometri yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi analisis item, uji validitas, baik validitas internal maupun validitas eksternal, dan uji reliabilitas. Uji validitas internal dengan menggunakan teknik konsistensi internal Kesimpulan yang didapatkan dari hasil perhitungan adalah item-item dan subskala-subskala yang ada pada alat ukur Bar-On EQi memang benar mengukur setiap skala dalam konstruk emotional intelligence. Hasil perhitungan korelasi sebesar 0.522. Hal ini dapat disimpulkan bahwa antara alat tes SACQ dengan skala adaptability dalam Bar-On EQi mengukur konstruk yang kurang lebih sama, yaitu kemampuan adaptasi. Sedangkan untuk uji reliabilitas digunakan metode Cronbach Alpha. Hasil perhitungan untuk pengujian reliabilitas skala adaptability adalah sebesar 0.763. Hasil perhitungan untuk menguji tingkat validitas dan reliabilitas pada alat tes Bar-On EQi menunjukkan bahwa alat ukur Bar-On EQi valid dan reliabel. |