Pada saat ini PT Dasa Windu Agung (Perusahaan) dalam menentukan biaya produksi suatu produk tidak menggunakan biaya yang sesungguhnya dikeluarkan untuk memproduksi produk tersebut. Perusahaan menggunakan perhitungan secara estimasi berdasarkan data historis. Oleh karena itu harga pokok produksi tidak mencerminkan biaya yang sesungguhnya dibutuhkan dalam memproduksi suatu produk. Selain itu Perusahaan juga belum mengklasifikasikan biaya-biaya yang terjadi berdasarkan aktivitas nilainya sehingga sulit mencapai keunggulan bersaing di dalam biaya. Dengan demikian penulis ingin mengusulkan sebuah metode pengklasifikasian biaya yang dapat membantu Perusahaan dalam mencapai keunggulan bersaing. Metode yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan Perusahaan adalah Internal Value Chain Analysis. Metode ini akan mengklasifikasikan biayabiaya yang terjadi ke dalam aktivitas nilai yaitu aktivitas primer yang meliputi inbound logistic, operation, outbound logistic, marketing and sales, dan services serta aktivitas pendukung yang meliputi procurement, human resources management, technology development, dan firm infrastructure. Setelah dilakukan pengklasifikasian terhadap biaya-biaya ke dalam aktivitas primer dan aktivitas pendukung maka Perusahaan dapat melihat bahwa terdapat keunggulan bersaing dalam aktivitas nilainya. Pada aktivitas primer dapat dilihat bahwa aktivitas inbound logistic sebesar Rp216.585.401,00 merupakan salah satu keunggulan bersaing dalam biaya yang dimiliki oleh Perusahaan. Sedangkan pada aktivitas pendukung dapat dilihat bahwa aktivitas procurement sebesar Rp429.585.457,00 merupakan keunggulan bersaing Perusahaan. Oleh karena itu Perusahaan dapat mempertimbangkan untuk menggunakan metode pengklasifikasian biaya-biaya berdasarkan aktivitas nilai guna mencapai keunggulan bersaing dalam biaya. |