Biaya overhead mengalami peningkatan yang signifikan dan waktu ke waktu, dan pada banyak perusahaan, mewakili persentase terhadap biaya produk yang jauh lebih tinggi dibandingkan tenaga kerja langsung. Pada saat yang sama, banyak kegiatan overhead yang tidak berhubungan dengan unit yang diproduksi. Pembebanan overhead seharusnya mencerminkan jumlah overhead yang dibutuhkan (dikonsumsi) oleh tiap produk. Perhitungan harga pokok berbasis kegiatan (ABC) mengakui bahwa tidak semua biaya overhead dipengaruhi oleh jumlah unit yang diproduksi. Dengan menggunakan pendorong kegiatan berdasarkan unit dan non unit, biaya overhead dapat secara lebih akurat ditelusuri pada produk. Penelitian dilakukan pada PT Mulia Knitting Factory dan bertujuan untuk menentukan harga pokok produksi kain rib 2x1 dan kain rib lxi dengan menggunakan sistem ABC dan untuk menetapkan harga jual kain yang sekiranya tepat. Dalam penelitian in penulis menggunakan data produksi bulan November tahun 2008 Setelah data dianalisis dapat disimpulkan bahwa PT Mulia Knitting Factory menggunakan satu tarif overhead untuk membebankan biaya tidak langsung ke semua jenis kain yang dihasilkan. Namun hash dan kalkulasi tersebut tidak berbeda jauh dengan kalkulasi sistem ABC. Hal mi disebabkan oleh besarnya biaya overhead terkait non unit yang tidak signifikan. Dengan kata lain sistem kalkulasi biaya pada PT Mulia Knitting Factory masih layak untuk digunakan sebagai dasar penetapan harga jual. |