Sejak awal berdiri, perusahaan melakukan perhitungan harga pokok produksi menggunakan sistem biaya tradisional. Penggunaan perhitungan seperti ini dapat menyebabkan kurang tepatnya perhitungan harga pokok produksi, sehingga Penulis merasa penerapan Activity-Based Costing dan Activity-Based Management dapat menyempurnakan perhitungan harga pokok produksi. ABC berhasil mengidentifikasi sembilan aktivitas, yaitu aktivitas Digging, Carving, Slabbing, Sizing dan Setting, Waste Handling, Material Handling, Flamming, Polishing, serta Quality Control yang dikelompokkan dalam tiga activity cost pools, yaitu Kelompok Penanganan Bahan Baku dengan tarif sebesar Rp952,75 per jam kerja langsung; Kelompok Produksi dengan tarif sebesar Rp36.944 per jam kerja mesin; dan Kelompok Penyelesaian dengan tarif sebesar Rp16.547 per m2. Pengimplementasian ABC menghasilkan perbedaan harga pokok sebesar Rp7.607,33 per m2 (overcosted) untuk flame type dan Rp19.961,42 per m2 untuk polish type (undercosted). Selanjutnya dalam ABM didapatkan dua aktivitas yang tidak bernilai tambah, yaitu aktivitas Waste Handling dan Quality Control yang dapat dihemat dengan melakukan activity reduction dan activity elimination dengan besar penghematan sebesar Rp7.346,27 per m2 untuk flame type dan Rp18.348,59 per m2 untuk polish type. |