ABSTRAK Sebelum proses produksi, manajemen perusahaan tentunya menganggarkan jumlah produk yang hendak diproduksi beserta biayanya. Besarnya kapasitas anggaran tersebut dapat dipengaruhi oleh anggaran penjualan. Namun masalahnya adalah penjualan yang sudah direncanakan tersebut tidak dapat tercapai. Akibatnya, perusahaan tidak dapat memanfaatkan seluruh kapasitas sehingga jumlah produksi yang dihasilkan lebih rendah dari kapasitas anggaran. Kondisi ini menunjukkan adanya idle capacity. Pada kondisi tersebut, perusahaan diharapkan dapat memanfaatkan peluang untuk memperoleh tambahan laba di luar penjualan regular, yaitu pertimbangan untuk memenuhi pesanan khusus (special order). Namun perlu diingat, keputusan khusus ini merupakan tindakan skala kecil yang hendaknya tidak mengganggu penjualan regular. PT Bali Export Sarana Tunggal, atau disingkat PT BEST, merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi kain vitras kelambu ABRI. Dalam perhitungan harga pokok produk, baik penjualan regular maupun pesanan khusus, PT BEST menggunakan metode Full Costing, di mana seluruh elemen biaya yang terjadi dibagi dengan unit produksinya. Penulis mencoba membantu manajemen PT BEST dalam perhitungan harga pokok produk pesanan khusus dengan menggunakan konsep biaya relevan. Melalui penelitian ini, penulis menganalisis apakah keputusan yang diambil manajemen perusahaan sehubungan dengan adanya pesanan khusus sudah tepat. Dengan begitu, idle capacity sebesar 122.400 meter dapat dimanfaatkan PT BEST dengan baik, tanpa mengganggu penjualan regular. |