Kecerdasan emosional merupakan kemampuan individu untuk mengembangkan kualitas yang ada di dalam dirinya seperti kesadaran, pengaturan diri, mampu memotivasi diri, dapat bersikap empati, serta mampu menerapkan ketrampilan bersosialisasi. Kecerdasan emosional secara umum dapat dikelompokan menjadi dua aspek yaitu kecerdasan emosional intrapersonal dan kecerdasan emosional interpersonal. Kecerdasan emosional intrapersonal mencakup: kesadaran diri, pengelolaan diri, memotivasi diri. Sementara kecerdasan emosional interpersonal mencakup: empati dan keterampilan sosial. Tujuan penelitian ini secara umum untuk melihat kecerdasan emosional mahasiswa bimbingan dan konseling angkatan 2004-2005. Jumlah sampel dalampenelitian ini sebanyak 29 mahasiswa yang berasal dari mahasiswa angkatan 2004 sebanyak 14 orang dan mahasiswa angkatan 2005 sebanyak 15 orang. Klasifikasi kecerdasan emosional yang diamati di dalam penelitian ini adalah: kecerdasan emosional intrapersonal yang terdiri atas, kesadaran diri, pengelolaan diri, memotivasi diri, dan kecerdasan emosional interpersonal yang terdiri dari, empati, dan keterampilan social. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan skala penilaian.Pengambilan sampel berdasarkan teknik purposive sampling. Pengolahan data dilakukan dengan program SSPS (Statistical Package for Social Science) versi 13. Hasil uji coba instrumen menunjukan bahwa dari 60 butir soal skala penilaian diperoleh 26 pernyataan yang valid dengan taraf signifikan 5% dan reliabilitas sebesar 0.917. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan dengan sejelas mungkin tanpa perlakuan terhadap objek yang diteliti yaitu untuk melihat tingkat kecerdasan emosional mahasiswa Program studi Bimbingan dan Konseling universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta. Penelitian Hasil analisis data pada kecerdasan emosional mahasiswa menunjukkan bahwa mahasiswa dengan klasifikasi kecerdasan emosional tinggi sebesar 23 %, mahasiswa dengan klasifikasi kecerdasan emosional sedang 57 %, dan mahasiswa dengan klasifikasi kecerdasan emosional rendah 20%. Saran dalam penelitian ini adalah bahwa mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pndidikan Unika Atma Jaya Jakarta sebagai calon konselor harus mengembangkan kecerdasan emosional selain prestasi belajar. Bagi program studi Bimbingan dan Konseling Unika Atma Jaya Jakarta, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan dalam menyusun program pelatihan pengembangan mahasiswa dalam rangka mengoptimalkan kecerdasan emosional. |