Masa kampanye pemilu yang cukup panjang (kurang lebih sembilan bulan) pada pemilu legislatif 2009 ditandai dengan bermunculannya iklan politik di televisi. Melalui komunikasi politik partai politik tersebut membangun citra layaknya sebuah produk. Sedangkan media massa dengan kekuatan komunikasi massanya menjadi jembatan partai politik untuk memublikasikannya kepada masyarakat. Kesigapan media massa khususnya televisi melihat pentingnya partai politik untuk beriklan di media massa membuat event lima tahunan ini menjadi lebih meriah dengan menghadirkan program-program pemilunya seperti the election channel. Hal ini selain mengundang audiens yang banyak, juga mendatangkan banyak iklan khususnya dari iklan politik. Bentuk dasar komunikasi bisnis ada dua yaitu verbal dan non verbal. Iklan termasuk bentuk pesan verbal dan non verbal. Media sebagai penyampai pesan melalui iklan memanfaatkan keunggulannya dalam mengkomunikasikan ke masyarakat luas. Penelitian ini bertujuan mengatahui cara media memanfaatkan fungsinya sebagai penyiar iklan dalam melihat momen pemilu legislatif. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dengan pengamat media periklanan politik, pengamat politik, dan dari bagian marketing Metro TV sebagai narasumber, didukung dengan penelusuran dokumen publik. Hasil wawancara dan pengumpulan data dari berbagai lembaga riset media, penulis kemudian memaparkan apa penyebabnya dan dampaknya dari dua sisi, yaitu dari pihak yang beriklan dan pihak media massa khususnya Metro TV. Dari hasil analisa data dan interpretasi data, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat kerjasama yang saling menguntungkan antara media massa khususnya dalam hal ini stasiun televisi dan partai politik yang beriklan. Karena baik media dan partai politik sama-sama mendapatkan apa yang menjadi tujuan mereka masing-masing. Namun sebaiknya Metro TV benar-benar mempatenkan positioningnya sebagai the election channel dan mengatur jumlah tayangan iklan politiknya, sehingga iklan lain tidak terganggu penayangannya. |