Kimia Farma (Perusahaan) dituntut menerapkan sistem Good Corporate Governance dalam meningkatkan nilai Perusahaan. Apabila perusahaan dapat bekerja lebih efisien, efektif, profesional dan produktif, diharapkan Perusahaan mampu bersaing dengan lebih baik. Dalam hal ini dibutuhkan sikap konkret yang harus dilaksanakan Perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satu faktor pendukung untuk mencapai tujuan tersebut adalah karyawan sebagai aset terbesar. Perusahaan dituntut dapat memberi kesejahteraan yang baik bagi karyawan. Pihak yang paling terkait dengan bidang kesejahteraan karyawan adalah divisi Human Resource (HR), yang diharapkan dapat memfasilitasi penyediaan kesejahteraan yang baik bagi karyawan dan memperhatikan kebutuhan karyawan. Ketika karyawan merasa puas bekerja, maka karyawan, sebagai roda penggerak Perusahaan, tidak akan ragu untuk memberikan yang terbaik bagi Perusahaan. Menyadari pentingnya peranan HR, maka kinerja HR harus sangat diperhatikan, dan perlu dilakukannya pengukuran kinerja untuk melihat seberapa baik divisi HR telah bekerja dan bagian mana yang harus ditingkatkan. Salah satu alat pengukuran yang dapat digunakan adalah Balance Scorecard (BSC). Melalui BSC pada divisi HR, pengukuran dilakukan melalui empat perspektif, yaitu keuangan, pelanggan, pertumbuhan dan pembelajaran serta proses bisnis internal. Dari hasil pengukuran perspektif tersebut, berdasarkan data tahun 2007, divisi HR Perusahaan mendapatkan bobot sebesar 82. Hal ini mengindikasikan bahwa kinerja divisi HR erusahaan telah berjalan dengan baik. |