Kondisi perekonomian yang memburuk di tahun 1998 menyebabkan banyak perusahaan yang gulung tikar, termasuk perusahaan tekstil. Periode setelah tahun 1998 masih diwarnai dengan ketidakstabilan ekonomi dan politik yang berimbas pada krisis ekonomi yang pengaruhnya masih kita rasakan sampai sekarang ini. Dampak yang paling memukul industri teksril adalah naiknya bahan baku produksi serta serbuan produk Cina yang membanjiri pasar Indonesia yang menyebabkan produk tekstil Indonesia tidak bisa berkembang di negeri sendiri. Penulis ingin mengetahui, apakah perusahaan ini masih sanggup untuk bertahan menghadapi situasi ekonomi dan politik yang tidak menentu dengan memperhatikan kinerja PT Hanson Internasional selama 10 tahun (periode 1997 – 2006). Dari data-data yang penulis peroleh selama 10 tahun tersebut, penulis menganalisis kinerja perusahaan, kemungkinan kebangkrutan serta kemungkinan delisting dari Bursa Efek Indonesia. Penulis menggunakan 10 rasio yang umum untuk menganalisis kinerja perusahaan ini. Untuk analisis kebangkrutan, penulis menggunakan metode Altman Z-Score. Dan untuk mengetahui kemungkinan delisting perusahaan ini dari bursa efek Indonesia, penulis mengacu pada Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Jakarta Nomor : Kep-308/BEJ/07-2004 tentang Peraturan Nomor I-I Tentang Penghapusan Pencatatan (Delisting) dan Pencatatan Kembali (Relisting) Saham di Bursa. Dari hasil analisis tersebut diperoleh kesimpulan bahwa PT Hanson Internasional memiliki kinerja yang buruk sejak tahun 1997-2006, tetapi arah pergerakan rasionya menuju ke arah yang positif. Sedangkan berdasarkan Altman Z-Score, perusahaan ini memiliki potensi untuk bangkrut. Tetapi kecil kemungkinannya bagi perusahaan ini untuk didelisting dari Bursa Efek Indonesia. |