Pengukuran kinerja perusahaan umumnya menggunakan pengukuran berdasarkan aspek keuangan dan mengabaikan aspek non keuangan, padahal baik aspek keuangan maupun non keuangan penting untuk menilai kinerja perusahaan secara keseluruhan. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan melibatkan ukuran-ukuran non keuangan. Oleh karena itu, penulis menggunakan pendekatan Balanced Scorecard sebagai pengukuran kinerja perusahaan. Penggunaan pendekatan Balanced Scorecard menekankan pengukuran kinerja perusahaan atas empat perspektif penting, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Dalam hal ini, penulis menggunakan data sekunder pada PT Kimia Farma (Persero) Tbk tahun 2005 dan 2006 untuk menganalisa kinerja perusahaan secara keseluruhan. Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan, penulis menyimpulkan bahwa selama ini perusahaan menggunakan pengukuran kinerja secara tradisional, dimana ukuran keuangan menjadi prioritas perusahaan sehingga hasilnya kinerja perusahaan keseluruhan dinilai cukup baik karena terdapat penurunan pada rasio likuiditas, profitabilitas, dan rentabilitas perusahaan. Sedangkan apabila perusahaan menerapkan pengukuran dengan pendekatan Balanced Scorecard, dari perspektif pelanggan menunjukkan hasil kinerja perusahaan memuaskan.Perspektif proses bisnis internal juga |