Anda belum login :: 17 Feb 2025 14:24 WIB
Detail
BukuSistem perawatan Preventive Dengan pendekatan Risk Based Inspection (Studi Kasus : PT. Yanmar Diesel Indonesia)
Bibliografi
Author: AYUNINGTYAS, ESENIA LEONILLA ; Wahyu, Marsellinus Bachtiar (Advisor)
Topik: RBI; FMEA; Penjadwalan
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Unika Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2009    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext: Esenia Leonilla Ayuningtyas's Undergraduate Theses.pdf (1.06MB; 23 download)
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FTI-461
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Maintenance mesin merupakan faktor pokok yang mendukung perusahaan dalam mengurangi kerusakan-kerusakan yang dialami oleh mesin. Kerusakan mesin sering disebabkan oleh keandalan yang berkurang. Kerusakan yang dialami mesin akan sangat menganggu jalannya proses produksi walaupun terjadi hanya beberapa saat. Ketika mesin mengalami kerusakan maka proses
produksi akan terhenti dan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan, dan mengancam keselamatan lingkungan kerja. Maka dari alasan tersebut dilakukan analisis sistem perawatan dengan menggunakan Risk Based Inspection (RBI).
Sistem perawatan ini adalah sistem untuk mengefektifkan preventive maintenance dan digunakan sebagai rencana pengendalian proses.
Langkah awal dari RBI adalah mengidentifikasi bagian & equipment yang harus diprioritaskan dan penentuan komponen kritis yang rawan terhadap
kegagalan. Dimana komponen kritis yang terpilih yaitu bearing, packing, sleeve, impeller,sealing. Untuk mengetahui modus kegagalan yang dialami oleh masingmasing komponen digunakan Root Cause Failure Analysis(RCFA). (RCFA) membahas berbagai jenis kegagalan yang terjadi, penyebab kegagalan, serta dampak kegagalan yang ditimbulkan oleh masing-masing komponen yang
pembobotan terhadap tingkat kritis dinilai dengan RPN. Penentuan jadwal perawatan pencegahan diperoleh dengan melakukan perhitungan TTR dan TBF dengan menggunakan distribusi-distibusi. Komponen Bearing memiliki memiliki nilai MTBF sebesar 521,235 yang berdistribusi Weibull sedangkan MTTR sebesar 7,42857 dan berdistribusi eksponensial ; Komponen Packing memiliki memiliki nilai MTBF sebesar 787,8 yang berdistribusi Ekponensial sedangkan MTTR sebesar 4,03022 dan berdistribusi Weibull; Komponen Sleeve memiliki memiliki nilai MTBF sebesar 1013,25 yang berdistribusi Eksponensiall sedangkan MTTR sebesar 3,33 yang berdistribusi
eksponensial; Komponen Impeller memiliki memiliki nilai MTBF sebesar 557,6071 yang berdistribusi Ekponensial sedangkan MTTR sebesar 8,61901 dan berdistribusi Weibull; Komponen Sealing memiliki memiliki nilai MTBF sebesar
775,95 yang berdistribusi Ekponensial sedangkan MTTR sebesar 8,333 dan berdistribusi eksponensial.
Berdasarkan hasil perhitungan interval waktu pemeriksaan dan penggantian, untuk komponen Bearing adalah tiap 91 jam untuk pemeriksaan dan
penggantian 1,40 bulan; untuk komponen Packing pemeriksaan tiap 128 jam dan penggantian tiap 2,12 bulan; untuk komponen Sleeve pemeriksaan tiap 140 jam dan penggantian tiap 2,73 bulan; untuk komponen Impeller pemeriksaan tiap 87
jam dan penggantian tiap 2,10 bulan; untuk komponen Sealing pemeriksaan tiap 89 jam dan penggantian tiap 2,09 bulan. Sistem perawatan dengan menggunakan RBI dapat dikatakan dapat
meningkatkan performansi dari tiap komponen karena berdasarkan hasil analisa didapatkan nilai availability yang dimiliki oleh komponen (mendekati nilai 1) sehingga dapat meminimasi total downtime. Sedangkan kondisi reliability saat ini mengalami peningkatan.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.15625 second(s)