Kegiatan wajib baca adalah penerapan kegiatan membaca yang harus dilakukan oleh setiap siswa dan guru dalam waktu / jam yang sama. Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai salah satu alat bantu dalam proses pembelajaran. Selain itu, dari kegiatan ini sangat bermanfaat untuk menambah wawasan siswa, perbendaharaan kata, menumbuhkan inspirasi siswa, serta meningkatkan minat baca siswa. Keterampilan menulis narasi adalah kemampuan atau kecakapan seseorang untuk menceritakan sesuatu (peristiwa / pengalaman) secara tertulis, yang disampaikan dengan jelas dan runtut sehingga isi cerita tersebut dapat ditangkap oleh pembaca dengan mudah. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam menulis karangan narasi adalah tema, alur cerita, dan diksi / pilihan kata. Hal lain yang juga perlu mendapat perhatian adalah pemakaian ejaan dan tanda baca. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas yang biasa disebut Classroom Action Research. PTK ini bertujuan untuk meningkatkan praktik pembelajaran di kelas. Penelitian dilakukan dalam 2 siklus. Siklus pertama menggunakan bahan wajib baca berupa cerita dari majalah anak dan koran anak, dan siklus kedua menggunakan bahan wajib baca dari koran “BERANI”. Dalam kegiatan awal (pra-siklus), siswa diberi tugas menulis karangan tanpa / sebelum menerapkan kegiatan wajib baca. Ternyata ditemukan banyak siswa yang mengalami kesulitan menulis karangan narasi. Hal ini disebabkan karena karangan yang telah ditulis siswa banyak yang kurang runtut alurnya, dan pemakaian diksinya kurang tepat. Perbendaharaan kata para siswa juga terlihat masih kurang. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang belum mencapai target kalimat yang diharapkan (10 kalimat). Oleh sebab itu, kegiatan wajib baca pada siklus I difokuskan pada perbendaharaan kata, alur / keruntutan cerita, dan diksi. Pada siklus kedua, kemampuan siswa terhadap alur cerita dan diksi mulai ada peningkatan. Hal ini karena kekurangan / hambatan yang dialami pada kegiatan pra-siklus telah dijadikan pembelajaran pada siklus pertama. Pada siklus kedua ini, yang menjadi fokus pembelajaran adalah ejaan, tanda baca, dan kerapian tulisan siswa. Pada siklus kedua, siswa mendapat bahan wajib baca berupa cerita yang diambil dari koran “ BERANI” yang sengaja disalin guru menggunakan tulisan tangan dengan huruf tegak bersambung. Tujuannya untuk memotivasi siswa agar dapat menulis dengan rapi. Dari cerita yang disajikan, para siswa diminta mengamati keseluruhan isi karangan dan memberikan tanggapan mengenai cerita yang dibaca ( tema, alur, diksi, ejaan dan tanda baca, kerapian penulisan). Kegiatan bagian akhir pada siklus kedua adalah memberi tugas siswa untuk menulis karangan narasi bertema” Liburan “ yang dianalisis guru sebagai postest. Hasil karangan siswa pada siklus kedua jauh lebih baik dibandingkan pada kegiatan pra-siklus. Hal ini karena para siswa sudah mengalami proses pembelajaran menulis karangan narasi dengan menerapkan kegiatan wajib baca. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan kegiatan wajib baca dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi. Maka disarankan kepada siswa sekolah dasar, hendaknya dapat menerapkan kegiatan wajib baca dalam pembelajaran menulis karangan. Saran kedua, ditujukan untuk para guru yang mengajar Bahasa Indonesia, diharapkan dapat menerapkan kegiatan wajib baca pada topik mengarang. |