Mahasiswa dalam penelitian ini didefinisikan sebagai seorang peserta didik yang masih aktif mengikuti semua kegiatan perkuliahan (menurut Badan Koordinator Kemahasiswaan Unika Atma Jaya, dalam Monika 2006). Sejalan dengan definisi tersebut, mahasiswa memiliki peran utama sebagai seorang pelajar. Namun pada fenomenanya, mahasiswa tidak hanya berperan sebagai seorang pelajar saja. Ada mahasiswa yang memiliki peran ganda yaitu sebagai pelajar sekaligus sebagai pekerja/wirausaha. Mahasiswa baik yang berwirausaha maupun yang tidak berwirausaha memiliki efek positif dan negatif. Efek positif dari mahasiswa yang berwirausaha adalah melatih jiwa kepemimpinan, mandiri, mendapatkan penghasilan, memperluas pergaulan, dan dapat mengaktualisasikan dirinya (Handianto, 2006). Sedangkan efek negatifnya adalah stres. Efek positif dari mahasiswa yang tidak berwirausaha adalah ketersediaan waktu memotivasi mahasiswa untuk terlibat berorganisasi di kampus demi menambah pengalaman dan wawasan. Namun efek negatif dari mahasiswa yang tidak berwirausaha adalah ketersediaan waktu menyebabkan mahasiswa terdorong untuk bermain-main, bergadang. Efek positif dan negatif ini dapat dikurangi dengan melakukan manajemen waktu. Manajemen waktu adalah proses menjadikan waktu lebih produktif dengan mengatur apa yang dilakukan dalam waktu tersebut (Higgins, 1982). Menurut Canfield (1987), manajemen waktu mencakup empat aspek yaitu menetapkan prioritas, membuat perencanaan, melakukan delegasi, dan mengembangkan sikap disiplin diri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan manajemen waktu yang signifikan antara mahasiswa yang berwirausaha dengan mahasiswa yang tidak berwirausaha. Jenis penelitian ini adalah non-experimental. Karakteristik sampel adalah mahasiswa yang masih aktif mengikuti perkuliahan, semester 5 ke atas, berusia 20-24 tahun, mengeluarkan modal awal untuk berwirausaha dan lama berwirausaha minimum 2 tahun (khusus mahasiswa yang berwirausaha). Jumlah responden penelitian adalah 90 orang, 45 orang mahasiswa yang berwirausaha dan 45 orang yang tidak berwirausaha.Alat ukur pada penelitian ini adalah Inventori Pemanfaatan Waktu yang disusun oleh Albert A. Canfield yang telah diujicobakan oleh Mutiara Padmosantjojo pada tahun 1998. Lalu dimodifikasi kembali oleh peneliti untuk digunakan pada penelitian ini. Alat ukur ini terdiri dari 66 item dengan 43 item valid dan 23 item tidak valid dengan nilai reliabilitas 0.660-0.762. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan manajemen waktu yang signifikan antara mahasiswa yang berwirausaha dengan mahasiswa yang tidak berwirausaha |