Di Indonesia, fenomena kekerasan terhadap perempuan sudah menjadi wacana masyarakat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya lembaga-lembaga sosial yang berfokus pada pendampingan untuk korban kekerasan khususnya perempuan. Salah satu bentuk kekerasan terhadap perempuan yang umum terjadi adalah kekerasan dalam rumah tangga. Kekerasan dalam rumah tangga merupakan suatu fenomena yang sensitif, sehingga tidak banyak korban terutama istri yang bersedia untuk mengungkapkannya. Oleh karena itu, kekerasan dalam rumah tangga sering dikatakan sebagai sebuah fenomena gunung es. Kekerasan dalam rumah tangga yang biasa disingkat KDRT tidak sematamata kekerasan fisik saja, tetapi juga meliputi bentuk-bentuk kekerasan lain seperti psikologis, seksual, dan sebagainya. Meskipun bentuk dan intensitas kekerasan yang dialami oleh setiap korban berbeda, tetapi kekerasan yang dialami tersebut membawa dampak yang negatif baik dari segi fisik, psikologis, sosial dan ekonomi. Korban KDRT biasanya merasa takut, cemas, tidak berdaya, dan juga kehilangan kepercayaan diri. Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa KDRT berpengaruh buruk terhadap kesehatan mental korban. Data statistik mengenai KDRT di Jakarta saat ini masih minim dan hanya berdasarkan pada laporan-laporan korban saja, sementara dampak yang ditimbulkan sangat buruk. Berdasarkan hal itu, penelitian ini ingin melihat gambaran pengalaman KDRT dan dampak terhadap kesehatan mental istri di Kecamatan Tambora. Penelitian ini menggunakan gabungan metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif dengan alat ukur CTS2 digunakan untuk mendapatkan data pengalaman KDRT sementara metode kualitatif dengan wawancara semi terstruktur digunakan untuk mendapatkan data mengenai dampak KDRT terhadap kesehatan mental. Populasi penelitian adalah istri berusia 18 tahun ke atas yang berdomisili di RW 03 Kelurahan Jembatan Lima Kecamatan Tambora, tidak buta huruf, serta memiliki tingkat pendidikan minimal lulus SMP. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling dan diperoleh jumlah sampel sebanyak 100 orang. Hasil dari penelitian menunjukkan 40 dari 100 responden mengalami KDRT dalam setahun terakhir. Selain itu, penelitian ini juga mendapatkan gambaran mengenai dampak terhadap kesehatan mental berupa gejala-gejala traumatis, depresi, low self esteem, dan juga percobaan bunuh diri |