Pada era globalisasi ini, pertemuan antarnegara semakin meningkat. Demikian juga dengan persaingan untuk bisa semakin berkembang. Dalam menghadapi persaingan tersebut sumber daya manusia menjadi salah satu penentu keberhasilannya. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan hal yang penting. Salah satu caranya adalah dengan mendapatkan pendidikan yang lebih berkualitas. Di Indonesia, banyak orang yang berpikir bahwa pendidikan yang lebih berkualitas ada di luar negeri. Minat pelajar Indonesia untuk belajar di luar negeri pun meningkat. Berdasarkan perbandingan data yang peneliti peroleh dari berbagai kedutaan asing di Indonesia, diketahui bahwa negara tujuan utama pelajar Indonesia untuk melanjutkan pendidikannya adalah Australia. Ketika pelajar Indonesia menuntut ilmu di luar negeri, terdapat perbedaan budaya yang dianut oleh pelajar Indonesia dengan budaya negara yang dituju. Hal ini dikarenakan setiap negara memiliki nilai budaya yang berbeda. Kondisi dimana individu dari dua negara atau lebih bertemu dikenal dengan istilah culture overlap situation. Dalam kondisi tersebut, komunikasi antar individu yang berbeda budaya tersebut menjadi lebih sulit dilakukan dan reaksi yang dimunculkan oleh individu lain yang berbeda budaya tersebut menjadi tidak dapat dipahami. Perilaku yang biasanya dilakukan, pemikiran, serta emosi yang biasa dianggap pantas dalam hal tertentu juga menjadi tidak sesuai lagi. Hal tersebut menyebabkan seseorang menjadi kehilangan orientasi dan merasa tidak nyaman dengan lingkungannya, serta juga dapat menjadi sumber yang potensial dalam menimbulkan konflik. Kondisi seperti ini juga dialami oleh para pelajar Indonesia yang melanjutkan studi di Australia. Untuk mengatasi masalah tersebut, pelajar Indonesia yang berencana melanjutkan studi ke Australia perlu untuk mengetahui sistem orientasi yang tipikal Australia atau dikenal juga sebagai culture standards Australia. Culture standards ini akan menjadi semacam peta perilaku atau skenario perilaku dan nilai yang dianggap normal di suatu negara. Untuk mengetahui gambaran culture standards Australia, peneliti mewawancarai pelajar Indonesia yang pernah atau sedang tinggal di Australia, dengan unit yang dianalisis adalah critical incidents. Dari penelitian ini diperoleh gambaran culture standards Australia yang terdiri dari menganggap penting waktu senggang, preciative, open minded, individualistis, low power distance, friendly, outspoken, dan nasionalisme tinggi. Melalui penelitian ini juga diketahui bahwa Australia juga memiliki nilai kesopanan yang berbeda dalam hal penggunaan tangan kanan. Bagi orang Australia tidaklah penting dalam hal sopan santun untuk menggunakan tangan kanan dalam memberikan atau menerima barang dari orang lain. Dengan mengetahui gambaran culture standards Australia seperti di atas, diharapkan para pelajar Indonesia yang akan melanjutkan studi di Australia dapat mempersiapkan diri sebelum berangkat. Sehingga setibanya di Australia, mereka tidak bingung dan tidak mengalami kesulitan lagi ketika berinteraksi dengan orang Australia atau menjalin hubungan pertemanan dengan pelajar Australia |