Menikah dan berkeluarga adalah salah satu tujuan hidup yang penting bagi seorang perempuan. Pada kenyataannya, sering kali justru perempuan menerima kekerasan dari pasangan mereka sendiri. Fakta-fakta yang diungkapkan oleh WHO, komnas perempuan, dan LBH-LBH menunjukkan bahwa kebanyakan kekerasan terhadap perempuan justru terjadi di lingkungan rumah tangga. Masalah KDRT mulai menjadi perhatian hampir di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, karena meningkatnya jumlah kasus KDRT setiap tahun. Sayangnya, kebanyakan fakta ini masih berupa laporan dari korban kepada lembaga-lembaga bantuan hukum. Dengan demikian diperlukan penelitian yang secara khusus memfokuskan penelitiannya pada kasus KDRT, sehingga data yang didapatkan akan lebih menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi di lokasi tertentu, dalam penelitian ini adalah Jakarta Utara. Tentu saja tidak cukup apabila hanya sekedar melihat angka-angka kejadian KDRT. KDRT mempunyai dampak yang cukup berbahaya bagi korbannya, mulai dari dampak fisik, psikis, hingga seksual. Tetapi tidak semua korban KDRT mengalami dampak yang sama, hal ini tentu saja dipengaruhi oleh strategi coping yang mereka gunakan dalam menghadapi KDRT yang dialaminya. Dengan demikian strategi coping yang digunakan oleh perempuan yang umumnya menjadi korban KDRT tentu perlu mendapat perhatian khusus dalam penelitian bidang KDRT. Penelitian ini akan membahas mengenai gambaran pengalaman KDRT dan strategi coping yang dilakukan oleh perempuan dalam menghadapi KDRT yang mereka alami. Pendekatan kuantitafif dilakukan untuk mendapatkan gambaran pengalaman KDRT dengan menggunakan alat ukur CTS 2 (Revised Conflict Tactics Scale). Sementara pendekatan kualitatif dilakukan untuk mendapatkan gambaran strategi coping yang dilakukan perempuan yang mengalami KDRT dengan menggunakan wawancara semi terstruktur. Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran KDRT diketahui bahwa, 41 perempuan (39%) mengalami KDRT selama setahun terakhir, 30 perempuan (28,7%) tidak mengalami KDRT selama setahun terakhir, tetapi pernah mengalami sebelumnya, dan 34 perempuan (32,4%) tidak pernah mengalami KDRT sama sekali. Hasil penelitian mengenai gambaran strategi coping perempuan mengungkapkan bahwa, strategi coping yang digunakan para perempuan dalam menghadapi KDRT berbeda satu sama lain. Meskipun demikian setidaknya ada dua strategi coping yang sering digunakan oleh perempuan tersebut dalam menghadapi KDRT, yaitu memberitahu orang lain tentang kekerasan, dan lari dari situasi yang mengancam. |