| Kecamatan Bekasi Timur yang merupakan wilayah terpadat di Kota Bekasi, merupakan daerah yang rawan KDRT. Berbagai tuntutan kota metropolitan yang memberikan tekanan dan stres pada pihak suami dapat menyebabkan terjadinya konflik dalam rumah tangga. Kemudian konflik yang tidak diselesaikan dengan cara yang bijaksana dapat berakhir dengan kekerasan yang kemudian disebut-sebut sebagai KDRT. Dampak dari KDRT mencakup aspek fisik, kesehatan reproduksi, kesehatan mental, dan aspek lainnya. Dari seluruh dampak tersebut, kesehatan mental terutama depresi, PTSD, dan penurunan self-esteem yang menjadi sorot perhatian karena pengaruh besarnya pada hidup maupun keturunan korban. Non-reporting of crime, budaya patriarkal Indonesia yang timpang secara gender, atau kecilnya perhatian pemerintah menandakan bahwa jumlah angka kejadian perkara dari KDRT yang ada mungkin belum sepenuhnya mewakili besaran dan kompleksitas masalah KDRT yang sebenarnya terjadi. Penelitian ini hadir untuk memberikan gambaran pengalaman KDRT dan dampaknya pada kesehatan mental istri yang lebih merefleksikan kondisi yang ada terutama di wilayah Kecamatan Bekasi Timur.Untuk dapat mengambarkan pengalaman KDRT para istri di Kecamatan Bekasi Timur, peneliti menggunakan CTS2 yang berisikan skala untuk mengukur prevalensi dan frekuensi dari bentuk-bentuk kekerasan yang dialami oleh korban. Sedangkan untuk mendapatkan gambaran dampak KDRT pada kesehatan mental, peneliti menggunakan wawancara semi-terstruktur pada korban yang mengalami KDRT. Karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah istri yang berusia di atas 18 tahun dan berdomisili di RW 014 Kecamatan Bekasi Timur. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 104 orang. Data kuantitatif yang didapatkan diolah dengan menggunakan statistik deskriptif oleh SPSS, sedangkan data kualitatif yang didapatkan diolah dengan menggunakan thematic analysis. Berdasarkan hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa 62% istri di Kecamatan Bekasi Timur mengalami kekerasan dalam setahun terakhir dimana 66% di antaranya adalah kekerasan psikologis. Selain itu, sebagian besar dari mereka menunjukkan penurunan self-esteem, simptom depresi, dan simptom trauma akibat dari KDRT yang dialami |