Keju biru merupakan jenis keju peram semi lunak yang melibatkan pertumbuhan kapang Penicillium roqueforti dalam proses pematangannya. Produksi keju dapat meningkatkan umur simpan susu segar dan memberikan nilai tambah terhadap produk akhir sehingga pada akhirnya dapat memberikan keuntungan bagi peternak susu lokal di Indonesia. Penelitian ini berhasil memberikan nilai tambah lainnya yang dapat membantu wanita Indonesia mengatasi masalah defisiensi yang menyebabkan anemia. Keju biru Indonesia dibuat melalui proses fermentasi susu dan dengan penambahan bakteri Klebsiella pneumoniae galur nonpatogen ke dalam susu dan fortifikasi besi dan asam folat ke dalam curd. Hasilnya menunjukkan bahwa keju biru telah berhasil dibuat dari campuran susu sapi segar dan susu skim pada rasio 1:1 dan seluruhnya dapat diterima oleh panelis. Dibandingkan dengan keju biru komersial, penambahan K. pneumoniae (0.8%) dan premix (0.08 g) memiliki efek positif dalam meningkatkan kandungan vitamin B12 (270.13 µg/100g berat kering), asam folat (1363.76 µg/100g berat kering), dan besi (10.29 mg/100g berat kering) dalam keju biru perlakuan. Aktivitas antimikrob tidak terdeteksi dalam semua keju biru perlakuan. Keju biru perlakuan T1 (tanpa K. pneumoniae) paling disukai dan memiliki rerata nilai tertinggi dalam segi tekstur, citarasa, dan aroma, yaitu 6.02 |