Sikap dan perilaku seksual remaja saat mi yang semakin bebas dan permisif menyebabkan terjadi peningkatan jumlah remaja yang terlibat dan melakukan hubungan seks pra-nikah. Hal tersebut menyebabkan terjadinya penuninan batas usia hubungan seks pertama kali di kalangan nemaja, dan sebagian besar remaja yang sudah aktif secara seksual tidak memiliki informasi Kesehatan Reproduksi yang benar dan tepat. Kurangnya informasi Kesehatan Reproduksi yang dimiliki oleh remaja menjadi saiah satu faktor penyebab remaja mengembangkan sikap dan perilaku seksual yang tidak sehat, misalnya melakukan seks bebas, terjadinya kehamilan di luar nikah, aborsi, penyakit kelamin di kalangan remaja, dli. Oleh karena itu pemberian informasi Kesehatan Reproduksi pada masa remaja amat penting mengingat nemaja berada pada potensi seksual aktif. Pada hakikatnya pemberian informasi Kesehatan Repnoduksi pada nemaja bentujuan agar remaja mampu menghadapi masalah-masalah yang bersumber pada dorongan seksual dan memiliki serta membentuk sikap dan perilaku yang sehat dan bertanggung jawab terhadap seksualitas dan kesehatan repnoduksi. Masa remaja adalah masa pencarian dan pembentukan identitas din, dan menurut Erikson tugas utama pada masa remaja adaiah mendapatkan jawaban atas pertanyaan “siapa sayaT’. Penkembangan identitas meliputi menentukan pilihan yang diterima secana umum, jadi identitas terbentuk berdasarkan intenaksi antara hanapan dan tuntutan dani lingkungan dengan karakteristik pribadi individu. Gender menpakan karakteristik yang menjadi bagian dan identitas. identitas gender menpakan dasar terbentuknya peran gender, yaitu perilaku, minat, sikap, keahlian dan sifat/kepribadian yang dianggap sesuai oleh budaya untuk laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran gender antara laki-laki dan perempuan disebabkan oleh perbedaan harapan dani masyarakat terhadap kedua jenis kelamin tersebut dan interpretasi individu terhadap harapan tersebut. Maskulinitas dan Femininitas menupakan sifat/kepribadian yang menjadi karaktenistik seorang laki-laki |