Sebagai salah satu negara di dunia dengan jumlah penduduk yang besar, Indonesia membutuhkan berbagai fasilitas untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kesejahteraan masyarakatnya, salah satunya adalah fasilitas kesehatan. Rumah sakit adalah salah satu jenis fasilitas kesehatan yang tersedia bagi masyarakat. Dalam memilih rumah sakit, pasien dapat menggunakan penilaian kepuasan terhadap pelayanan kesehatan yang diterima. Terdapat beberapa aspek yang berkontribusi terhadap kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan, yang paling utama adalah kualitas hubungan dokter-pasien khususnya empati dokter. Empati dokter sangat penting karena memberikan berbagai manfaat bagi pasien, diantaranya meningkatkan kepatuhan pasien terhadap perawatan dan status kesehatan pasien, dan juga memfasilitasi pemberdayaan pasien. Pengakuan akan pentingnya empati dokter belum tercerminkan pada dunia medis. Melihat banyaknya keluhan mengenai kualitas empati dokter dan juga kurangnya penelitian dan sumber literatur psikologi kesehatan yang membahas pentingnya empati dokter di Indonesia, maka peneliti ingin melihat gambaran persepsi pasien terhadap empati dokter dan kepuasan pasien pada suatu fasilitas kesehatan. Untuk mengetahui bagaimana persepsi pasien terhadap empati dokter dan kepuasan pasien digunakan Empathy Survey Questionnaire yang telah diterjemahkan dan dimodifikasi oleh peneliti. Empathy Survey Questionnaire mengukur aspek empati kognitif, empati afektif, pertukaran informasi kognitif, persepsi keahlian dokter, kepercayaan interpersonal, dan partnership. Teori kepribadian yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Carl Rogers. Karakteristik populasi pada penelitian ini adalah pasien rawat jalan Rumah Sakit Al-Islam Bandung dengan usia minimal 20 tahun dan tingkat pendidikan terakhir minimal SMA. Jumlah sampel yang didapatkan adalah 166 orang. Hasil analisis utama menunjukkan bahwa pada pasien rawat jalan dewasa Rumah Sakit Al-Islam Bandung, persepsi pasien terhadap empati dokter dan juga kepuasan pasien cukup baik. Tingkat kepuasan pasien tidak ditentukan oleh perbedaan jenis kelamin, usia, maupun tingkat pendidikan. |