Dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini, perdagangan nilai mata uang lintas negara telah mewabah di kalangan investor di seluruh dunia. Prospek yang sangat baik di investasi foreign exchange (forex) ini menyebabkan tumbuhnya perusahaan-perusahaan investasi di Indonesia yang menawarkan bentuk jasa investasi forex trading, dengan transaksi yang dilakukan oleh para dealer yang kompeten. Sehingga, dapat dikatakan bahwa dealer adalah ujung tombak dalam perusahaan investasi tersebut. Tuntutan dan risiko pekerjaan dalam profesi sebagai dealer dapat menyebabkan dealer tersebut mengalami stres. Uniknya, stres bersifat sangat individual. Suatu kondisi bisa menimbulkan stress pada seseorang tapi belum tentu berpengaruh serupa terhadap orang lain. Hal tersebut tergantung pada penilaian kognitif seseorang terhadap situasi yang mengandung stress tersebut, apakah dinilai positif atau negatif. Penilaian negatif terhadap stressor inilah yang dapat mengakibatkan dampak yang negatif pula bagi individu. Salah satunya adalah penurunan daya konsentrasi dan fungsi intelektual, hingga performance kerja. Dalam kaitan dengan profesi dealer valuta asing, penurunan daya konsentrasi dan fungsi intelektual dapat mempengaruhi performance kerjanya dari segi keefektifan seorang dealer dalam mengambil setiap keputusan untuk bertransaksi, yang membutuhkan risk-taking behavior tinggi. Berdasarkan penjelasan yang ada, peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan antara stres kerja dengan risk-taking behavior pada dealer valuta asing. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang tergolong dalam jenis penelitian non-eksperimental, dimana variabel-variabelnya tidak dimanipulasi. Lebih spesifiknya, penelitian ini merupakan penelitian korelasional, yang bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel-variabelnya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah nonprobability sampling dengan teknik accidental, dimana subyek penelitian yang dipilih merupakan individu-individu yang siap dan tersedia untuk digunakan (Guilford & Fruchter, 1978). Metode pengumpulan data menggunakan dua kuesioner atau skala, yaitu Skala Stres Kerja dan Skala Risk-Taking Behavior yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan indikator-indikator yang terdapat dalam teori yang terkait. Berdasarkan uji reliabilitas, Skala Stres Kerja memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0.933, sedangkan Skala Risk-Taking Behavior memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0.825. Mengacu pada Anastasi dan Urbina (1997), suatu alat ukur dapat dikatakan reliabel jika memiliki taraf signifikansi pada rentang 0.8-0.9. Hal ini berarti bahwa alat ukur ini memiliki reliabilitas yang tinggi. Data kemudian diolah dengan menggunakan teknik statistik korelasi Pearson Product Moment, dengan hasil uji korelasi yang didapatkan adalah sebesar 0.854 dengan taraf signifikansi 0.05 (two-tailed). Artinya, Hipotesa alternatif (Ha) yang berbunyi “Ada hubungan yang signifikan antara stres kerja dengan risk-taking behavior pada dealer valuta asing” diterima. Dari hasil perhitungan juga terlihat adanya hubungan negatif. Dengan kata lain dapat diperoleh suatu kesimpulan bahwa semakin tinggi tingkat stres responden, maka risk-taking behavior-nya semakin rendah. Demikian pula sebaliknya. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat dan pengetahuan baik bagi para dealer valuta asing dan perusahaan yang bersangkutan, ataupun bagi peneliti yang hendak melakukan penelitian serupa. Kiranya penelitian ini dapat memberikan informasi dan berguna bagi banyak pihak. |