Pada penelitian ini, peneliti akan melaksanakan evaluasi psikometri rangkaian skala terbaru MMPI-2 Minnesota Multiphasic Personality Inventory-2), yaitu Restructured Clinical Scales. Restructured Clinical Scales terdiri dari terdiri dari sembilan skala, yaitu Demoralization (RCd), Somatic Complaints (RC1), Low Positive Emotion (RC2), Cynicism (RC3), Antisocial Behavior (RC4), Ideas of Persecution (RC6), Dysfunctional Negative Emotions (RC7), Aberrant Experiences (RC8), dan RC9 yang mengukur Hypomanic Activation. Kebutuhan untuk merestruktur ulang Clinical Scales MMPI-2 timbul karena adanya dua kelemahan yang dimiliki Clinical Scales, yaitu adanya interkorelasi yang tinggi diantara skala-skala yang ada dan banyaknya jumlah subtle item yang dipertanyakan. Kedua kelemahan ini tentunya mengganggu proses dan penginterpretasian dari Clinical Scales. Restructured Clinical Scales dianggap dapat mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut dengan menunjukkan interkorelasi, validitas dan internal consistency yang lebih baik jika dibandingkan dengan Clinical Scales. Dengan adanya skala terbaru dalam MMPI-2, Indonesia sebagai salah satu negara yang telah memiliki dan mengadaptasi serta menggunakan MMPI-2, perlu melaksanakan adaptasi Restructured Clinical Scales demi melengkapi proses adaptasi MMPI-2 versi Indonesia secara keseluruhan. Adapun adaptasi yang dilaksanakan peneliti meliputi evaluasi psikometri, antara lain ialah uji validitas faktor, uji validitas eksternal, dan uji reliabilitas. Tiga uji psikometri yang dilaksanakan peneliti digunakan berdasarkan anjuran dalam mengadaptasi MMPI-2 sebagai objective test of personality assessment. Peneliti melaksanakan validitas faktor berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada Restructured Clinical Scales versi Belanda, dimana peneliti berasumsi bahwa terdapatnya dua faktor umum yang melandasi skala-skala yang terdapat pada Restructured Clinical Scales. Peneliti juga melaksanakan uji validitas eksternal terhadap tiga skala Restructured Clinical Scales dengan menggunakan metode correlation with other test, dengan NEO PI-R sebagai alat ukur yang telah ada sebelumnya. Skala-skala yang diperbandingkan antara lain, Demoralization (RCd) dikorelasikan dengan domain Neuroticism (NEO PI-R), serta skala Low Positive Emotion (RC2) dikorelasikan dengan dua facet NEO PIR, yaitu Depression dan Positive Emotion. Sementara itu, skala Dysfunctional Negative Emotions (RC7) dikorelasikan dengan facet Anxiety (NEO PI-R). Dalam melaksanakan uji reliabilitas, peneliti menggunakan metode Cronbach’s alpha. Berdasarkan uji validitas faktor, peneliti berhasil mendapatkan dua faktor umum yang melandasi Restructured Clinical Scales versi Indonesia, namun terdapat beberapa skala yang memiliki factor loading yang signifikan dalam dua faktor umum. Dari pengujian validitas eksternal, peneliti mendapatkan bahwa ketiga skala Restructured Clinical Scales terbukti valid dalam mengukur konstruk yang ingin diukur. Berdasarkan coefficient of inter-item, kesembilan skala Restructured Clinical Scales menunjukkan reliabilitas yang baik. Selain itu, terdapat pola perbandingan yang sama, jika perbandingan koefisien reliabilitas Restructured Clinical Scales dan Clinical Scales versi Indonesia diperbandingkan dengan perbandingan koefisien reliabilitas Restructured Clinical Scales dan Clinical Scales versi Amerika Serikat. Namun demikian, penelitian ini memiliki kelemahan. Kelemahan yang dimaksud antara lain, peneliti tidak dapat menggunakan kelompok sampel pasien psikopatologis, yang sesungguhnya sangat dibutuhkan bantuannya, mengingat Restructured Clinical Scales diciptakan untuk dapat mengukur gangguan psikopatologis dengan lebih baik. |