Anda belum login :: 23 Nov 2024 14:29 WIB
Detail
BukuGambaran Pengalaman, Ekspresi, dan Kontrol Marah Pendengar Musik Klasik dan Pendengar Musik Rock
Bibliografi
Author: FERDINAND, ALVIN ; Dewi, Zahrasari Lukita (Advisor)
Topik: Dewasa Awal; Pengalaman; Ekspresi Dan Kontrol Marah; Pendengar Musik Klasik Dan Rock
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2008    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext: Alvin Ferdinand Undergraduated Theses.pdf (751.26KB; 67 download)
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FP-1238
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Musik sangat berkaitan dengan hidup manusia. Sejak dahulu kala musik selalu menjadi bagian yang penting dalam mengiringi segala aktivitas-aktivitas yang manusia lakukan. Namun seiring dengan perkembangan zaman, musik pun juga telah banyak mengalami perubahan. Akhir-akhir ini terdapat dua jenis musik yang banyak menimbulkan perdebatan dan kontroversi di kalangan masyarakat, yaitu musik klasik dan musik rock. Musik klasik dengan rangkaian nada-nada yang teratur dipercaya telah memberikan efek yang baik terhadap perkembangan fisik dan emosi seseorang. Sebaliknya, music rock dengan karakteristik musik yang keras, cepat dan tidak beraturan dipercaya dapat memberikan efek yang buruk terhadap fisik dan emosi seseorang. Salah satu efek buruknya adalah dengan memicu munculnya emosi marah sehingga dianggap menjadi penyebab meningkatnya berbagai tindakan kekerasan di masyarakat. Namun, hasil survey justru menunjukkan bahwa jenis musik rock inilah yang ternyata malah lebih banyak dipilih untuk didengarkan dibandingkan jenis musik lainnya, khususnya oleh orang-orang pada usia dewasa awal. Sementara itu, menurut Hurlock (1991) usia dewasa awal merupakan pribadi yang sudah mantap. Pada periode ini terjadi proses penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan sosial yang baru dalam bermasyarakat. Individu selalu dituntut untuk sudah memiliki peranan, sikap, moral serta nilai-nilai yang mencerminkan pribadi orang dewasa yang sempurna. Oleh karena itu, pada usia dewasa awal individu sering mengalami krisis-krisis emosi karena tekanan-tekanan dari lingkungannya. Namun demikian, krisis-krisis emosi yang sering dialami ini tidak lagi diekspresikan dalam bentuk tindakan-tindakan yang agresif. Pada tahap perkembangan ini individu sudah memiliki kemampuan kognitif dan penilaian moral yang lebih kompleks dibandingkan dengan remaja. Individu sudah memiliki kematangan dalam berpikir dan bertindak. Pada usia dewasa awal individu juga sudah dapat mengontrol emosi, temperament dan tingkah lakunya dengan baik sehingga sudah dapat masuk ke dalam kehidupan bersama di masyarakat. Hal ini kemudian memunculkan beberapa pertanyaan mendasar yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini. Apakah benar dewasa awal pendengar musik rock lebih sering mengalami emosi marah? Dan apakah juga terjadi perbedaan pengekspresian dan kontrol emosi marah antara kedua pendengar jenis musik tersebut? Berdasarkan fenomena ini, peneliti tertarik untuk meneliti secara lebih mendalam mengenai gambaran kedua kelompok pendengar jenis aliran musik tersebut dengan kaitannya secara khusus pada emosi marah (pengalaman, ekspresi dan kontrol). Peneliti menggunakan sampel sebanyak 100 orang subyek dewasa awal yang berdomisili di Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner STAXI-2 yang dikembangkan oleh Dewi (2004) mengacu pada Spielberger dkk yang terdiri dari 57 item. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode accidental sampling. Teknik perhitungan analisis dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik parametrik dengan metode t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ternyata profil marah antara pendengar music klasik dan pendengar musik rock relatif berbeda. Perbedaan ini hampir terjadi pada seluruh domain anger. Satu-satunya persamaan hanya terletak pada intensitas perasaan marah pada saat pengukuran dilakukan (state-anger/feeling). Pendengar musik rock nampaknya cenderung lebih sering dan sedikit lebih ekspresif ketika merasakan marah dari waktu ke waktu daripada pendengar musik klasik, sedangkan pendengar music klasik justru cenderung lebih baik dalam melakukan kontrol terhadap emosi marahnya. Penelitian ini masih sarat akan kekurangan akibat berbagai macam keterbatasan yang dihadapi peneliti. Saran peneliti adalah agar pada penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan topik ini di masa yang akan datang dapat mempertimbangkan besarnya sampel, metode penelitian, serta dapat melakukan kontrol yang lebih baik terhadap subyek. Peneliti berharap saran-saran ini akan dapat membantu tercapainya hasil penelitian yang lebih maksimal.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.1875 second(s)