Pensiun merupakan suatu proses peralihan seseorang dari bekerja menjadi tidak bekerja (Aiken, 1995). Saat memasuki pensiun, seseorang akan memulai suatu peran yang baru dalam hidup yang membutuhkan pendefinisian ulang dari the self (Turner & Helmes, 1987). Berdasarkan peraturan yang berlaku di indonesia, batas usia pensiun adalah 56 tahun (“Kepastian karir, 2005”). Individu yang memasuki tahap pensiun berada pada tahap perkembangan dewasa madya, yaitu 40 – 65 tahun. Sikap terhadap pensiun merupakan kecenderungan individu untuk menunjukkan dan mengekspresikan respon evaluatif yang dimilikinya terhadap pensiun. Sikap terhadap pensiun ini meliputi bagaimana pemikiran yang dimiliki individu terhadap pensiun, apa yang dirasakan oleh individu saat menghadapi pensiun serta bagaimana individu bertingkah laku dalam menghadapi pensiun. Sikap terhadap pensiun akan menentukan bagaimana pandangan individu terhadap pensiun yang akan dihadapinya. Penelitian sikap terhadap pensiun ini meliputi enam aspek, yaitu : harga diri, hubungan sosial, perasaan berarti, sumber penghasilan, aktivitas, dan kesiapan menghadapi pensiun (Turner & Helms dalam Supardi Sawitri, 2002 dan Eliana, 2003). Responden pada penelitian ini adalah para kepala bagian serta para manajer. Penelitian ini dilakukan pada dua instansi pemerintahan serta enam perusahaan swasta. Penelitian ini bersifat non – eksperimental karena tidak adanya manipulasi terhadap variabel – variabel dalam penelitian ini. Berdasarkan tujuannya, penelitian ini berjenis komparasi karena membandingkan antara pegawai yang mendapatkan Masa Persiapan Pensiun (MPP) dengan pegawai yang tidak mendapatkan MPP. Tehnik sampling yang digunakan ialah accidental sampling, di mana sampel pengambilan subjek penelitian dilakukan berdasarkan ketersediaan subjek. Tehnik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini ialah independent sample t test. Dalam mengukur sikap terhadap pensiun, peneliti menyusun sendiri alat ukur sikap terhadap pensiun. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya perbedaan sikap terhadap pensiun antara pegawai yang mendapatkan MPP dengan pegawai yang tidak mendapatkan MPP. Selain itu, melalui uji analisis tambahan diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan sikap terhadap pensiun antara pria dan wanita baik pada pegawai yang mendapatkan MPP maupun pegawai yang tidak mendapatkan MPP. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan sebaiknya kriteria pengambilan subjek didasarkan pada tahap perkembangan karier. Selain itu sebaiknya menggunakan jenis perusahaan yang lebih homogen untuk subjek penelitian, menerapkan penelitian ini pada kelompok subjek yang lain selain pegawai, serta melakukan lebih banyak kontrol pada variabel lain yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. |