| Pendidikan merupakan proses sistematis untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik. Oleh karena itu, seharusnya pendidikan dapat menjadi tempat yang strategis untuk mengembangkan segenap potensi individu, sehingga cita-cita bangsa Indonesia untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya dapat tercapai. Kualitas sistem pendidikan secara keseluruhan berkaitan dengan kualitas guru, karena guru merupakan ujung tombak dalam upaya peningkatan kualitas layanan dan hasil pendidikan. Beberapa ahli mengemukakan bahwa jika factor-faktor kualitas kehidupan kerjanya terpenuhi maka komitmen karyawan pada perusahaan juga akan meningkat. Bila dilihat dalam kehidupan sehari-hari, ternyata pahlawan tanpa tanda jasa, khususnya guru SD, ini tidak hanya menghadapi banyaknya permasalahan yang ada di sekolah saja. Mereka juga harus menghadapi berbagai permasalahan yang muncul dalam kehidupannya, misalnya tingginya biaya kebutuhan hidup sementara gaji yang diperolehnya dipersepsikan tergolong kecil. Meskipun memiliki penghasilan yang kecil, tetapi para guru tersebut tetap setia menjalankan tugasnya di sekolah yang sama selama bertahun-tahun, yang uniknya, beberapa di antara mereka pernah mempunyai kesempatan untuk bekerja di sekolah yang lebih baik (dari segi finansial maupun fasilitasnya). Hal inilah yang mendorong peneliti untuk mengetahui apakah ada hubungan antara faktor-faktor kualitas kehidupan kerja dengan masing-masing komponen dalam komitmen organisasi jika diterapkan pada karakteristik pekerjaan guru SD. Penelitian yang bersifat korelasional ini merupakan penelitian noneksperimental yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan 2 buah alat ukur berupa kuesioner, yaitu: skala kualitas kehidupan kerja (didasarkan pada teori yang dikemukakan oleh Walton) dan skala komitmen berorganisasi (berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Allen dan Meyer). Penelitian ini juga merupakan penelitian populasi, karena hanya difokuskan pada satu tempat saja dan yang menjadi subjek adalah semua guru tetap SDK Kalam Kudus Jakarta yang berjumlah 35 orang. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa secara umum tidak terdapat hubungan antara kualitas kehidupan kerja dengan komitmen organisasi, tetapi bila dilihat hubungannya per faktor, ternyata terdapat tiga faktor kualitas kehidupan kerja yang berkorelasi signifikan dengan komponen komitmen organisasi, yaitu: factor kompensasi berkorelasi positif dengan komitmen normatif, faktor variasi berkorelasi negatif dengan komitmen normatif, dan faktor supervisi berkorelasi negatif dengan komitmen rasional-cost. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah perlunya diperhatikan waktu untuk pelaksanaan penelitian sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih maksimal. |