Anda belum login :: 24 Nov 2024 05:17 WIB
Detail
BukuPerbedaan Anteseden, Pengalaman, Ekspresi dan Kontrol Marah pada Remaja Laki-laki yang Mengikuti Olahraga Beladiri dengan Remaja Laki-laki yang Tidak Mengikuti Olahraga Beladiri
Bibliografi
Author: AGUSTIN, INAYAH ; Dewi, Zahrasari Lukita (Advisor)
Topik: Remaja; Emosi; Kontrol Marah; Olahraga Beladiri
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2008    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext: Inayah Agustin Undergraduated Theses.pdf (304.92KB; 36 download)
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FP-1180
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Masa remaja sebagai masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa menyebabkan munculnya perubahan-perubahan dalam diri individu, salah satunya adalah perubahan emosional. Emosi yang sering kali menimbulkan masalah bagi remaja bila tidak dikendalikan dan diekspresikan secara tepat adalah emosi marah. Emosi marah dapat muncul melalui situasi-situasi di sekeliling remaja (anteseden), dimana pemaknaannya bila merujuk pada teori yang dikembangkan oleh Spielberger (2003), tergantung pada pengalaman remaja itu sendiri (trait dan state) dalam hal pengekspresian (expression) maupun pengendalian (control) rasa marah. Sejalan dengan itu, pada masa remaja, individu mulai terlibat aktif di berbagai aktivitas baik di dalam maupun di luar sekolah, salah satunya adalah kegiatan olahraga beladiri. Olahraga beladiri memiliki berbagai nilai positif dalam melatih pengelolaan emosi, ketahanan fisik dan sportifitas. Gerakan-gerakan yang dipelajari juga merepresentasikan gerakan yang ditemui jika remaja sedang merasa marah, seperti menyerang, memukul atau menjatuhkan lawan. Keuntungan lain khususnya dalam membina aspek spiritual juga membedakan olahraga beladiri dengan kegiatan lain seperti bidang musik, sains bahkan olahraga lainnya. Walaupun demikian, kegiatan non-beladiri ternyata juga memberikan kontribusi dalam menciptakan emosi yang lebih positif saat remaja menghadapi masalah, misalnya dengan suasana yang lebih santai, detil kegiatan yang unik dan menantang, serta kepopuleran yang mereka dapatkan bila terlibat di dalamnya. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai perbedaan anteseden, pengalaman, ekspresi dan kontrol marah pada kelompok remaja yang mengikuti olahraga beladiri dengan kelompok remaja yang tidak mengikuti olahraga beladiri, peneliti menggunakan 2 (dua) kuesioner yakni kuesioner Anteseden Kemarahan yang dirancang Dewi (2004) dan STAXI-2 yang dikembangkan oleh Spielberger & Reheiser (2003). Karakteristik sampel penelitian ini adalah remaja laki-laki usia 16- 18 tahun di wilayah Jakarta serta terlibat secara rutin dalam olahraga beladiri. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan pada trait marah khususnya sub skala Temperamen serta Anger Expression-out antara remaja lakilaki yang mengikuti olahraga beladiri dengan remaja laki-laki yang tidak mengikuti olahraga beladiri. Di sisi lain, tidak terdapat perbedaan pada anteseden subjektif, objektif, interpersonal; State marah; Anger Expression-in, Anger Control-in dan Anger Control-Out antara remaja laki-laki yang mengikuti olahraga beladiri dengan remaja laki-laki yang tidak mengikuti olahraga beladiri. Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa olahraga beladiri memiliki nilai lebih dibandingkan kegiatan-kegiatan lain yang diikuti remaja khususnya dalam membantu meredam rasa marah yang muncul tanpa stimulus tertentu (traittemperamen) dan mengekspresikan rasa marah ke luar diri (anger expression-out). Kesimpulan ini tidak menjadikan olahraga beladiri sebagai satu-satunya sarana bagi remaja untuk mengelola emosi. Kegiatan-kegiatan non beladiri lainnya seperti bidang musik, sains, dan jenis olahraga lain juga sama pentingnya dalam membentuk aspek emosional remaja. Penelitian lebih lanjut yang dilengkapi dengan metode kualitatif diperlukan agar secara lebih spesifik mampu melihat bagaimana remaja memaknai setiap kegiatan yang dilakukan di luar jam sekolah sebagai sarana pengelolaan emosi, khususnya emosi marah.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.171875 second(s)