| IST adalah sebuah alat ukur inteligensi yang dipopulerkan oleh Rudolph Amthauer di Jerman. Alat tes IST banyak digunakan dan salah satu biro layanan yang sering menggunakan IST adalah Biro Layanan Psikologi Atma Jaya, untuk melayani berbagai kepentingan dan memenuhi kebutuhan berbagai institusi. Kepentingan tersebut salah satunya adalah tes seleksi atau tes penjurusan pada siswa SMU (Sekolah Menengah Umum). Alat tes IST pertama kali diadaptasi oleh Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran Bandung. IST memiliki 9 subtes, yang salah satunya adalah subtes SE. Penelitian ini difokuskan pada subtes SE. Hal tersebut dikarenakan pengujian validitas dan reliabilitas secara menyeluruh ini merupakan penelitian payung, sehingga masing-masing mahasiswa yang mengikuti penelitian ini akan mendapat satu subtes. Sebagai salah satu tes yang banyak digunakan di Indonesia, khususnya di UNIKA Atma Jaya, IST haruslah memiliki validitas dan reliabilitas yang baik. Pada tahun 1998, telah dilakukan uji validitas prediktif sehubungan dengan pemakaian IST sebagai tes seleksi masuk mahasiswa baru di UNIKA Atma Jaya tahun akademik 1997/1998. Namun, selain penelitian tersebut tidak ditemukan data lain hasil pengujian validitas dan reliabilitas pada IST secara menyeluruh di Jakarta, khususnya di UNIKA Atma Jaya. Berdasarkan hal tersebut, pengujian psikometri dirasa penting untuk dilakukan. Pengujian psikometri yang dilakukan meliputi analisis item, uji validitas, dan uji reliabilitas. Melalui hasil penelitian ini diperoleh hasil mengenai hasil analisis item bahwa subtes SE sudah memenuhi fungsinya sebagai power test, karena subtes SE memiliki derajat kesulitan yang bervariatif (mudah-sulit). Selain itu, hasil perhitungan daya diskriminasi dari subtes SE, dapat disimpulkan bahwa subtes SE itemnya sebagian besar memiliki daya diskriminasi yang tidak baik. Pada uji validitas dengan metode convergent validation terlihat hasil yang signifikan, hal ini berarti subtes SE memiliki beberapa item yang mengukur kemampuan reasoning. Namun, hasil yang diperoleh dari uji discriminant validation juga terlihat hasil yang signifikan, namun korelasinya rendah. Hal ini berarti subtes SE tidak hanya mengukur kemampuan reasoning. Hasil dari uji reliabilitas pun menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda, dimana subtes SE memiliki internal consistency yang rendah dan item-item dari subtes SE adalah item-item yang heterogen. |