Anda belum login :: 22 Nov 2024 13:52 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Kemampuan Berbicara Seorang Anak Retardasi Mental Usia Kanak-Kanak Akhir. (studi kasus siswi tklb/c sang timur, ciledug)
Bibliografi
Author:
SUPARTINAH, THERESIA
;
Wanei, Gerda K.
(Advisor)
Topik:
Retardasi Mental
;
Berbicara
;
Kanak-Kanak Akhir.
Bahasa:
(ID )
Penerbit:
Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unika Atma Jaya
Tempat Terbit:
Jakarta
Tahun Terbit:
2008
Jenis:
Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Theresia Supartinah's Undergraduate Theses.pdf
(1.06MB;
9 download
)
Ketersediaan
Perpustakaan Pusat (Semanggi)
Nomor Panggil:
FKIPK-368
Non-tandon:
tidak ada
Tandon:
1
Lihat Detail Induk
Abstract
Retardasi mental merupakan keadaan seseorang dengan fungsi intelektual di bawah normal, yaitu apabila IQ < 70, sehingga anak tidak dapat mengikuti pendidikan sekolah biasa karena daya tangkap, daya ingat, serta pengertian bahasa dan berhitung yang lemah. Berbicara adalah suatu proses mekanisme dalam penyampaian pesan yang dipikirkan seseorang dengan penyandian berupa pengubahan fonem menjadi bunyi bermakna. Menurut Hurlock, tugas utama dalam belajar bicara adalah belajar mengucapkan kata, membangun kosakata dan membentuk kalimat. Ketiga proses itu saling berkaitan, kegagalan menguasai salah satu tugas belajar akan membahayakan keseluruhan pola bicara. Masa kanak-kanak akhir adalah usia 6 tahun sampai 12 tahun, mempergunakan istilah saat peka belajar (teachable moment) untuk mengungkapkan pentingnya perangsangan, latihan dan proses-proses belajar pada masa yang tepat dalam perkembangan anak. Tugas-tugas dalam perkembangan adalah tugas-tugas yang timbul pada masa perkembangan tertentu dalam kehidupan seseorang yang bilamana berhasil akan menimbulkan kebahagiaan dan akan berhasil dalam perkembangan berikutnya. Sebaliknya bila gagal akan akan menimbulkan permasalahan dalam diri dan lingkungannya. Subjek penelitian ini adalah siswi jenjang TKLB bagian C. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara lebih mendalam tentang kemampuan berbicara anak retardasi mental. Metode penelitian adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara mendalam terhadap kasus tersebut. Data penelitian ini diolah dengan teknik analisis data kualitatif yaitu dengan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berbicara yang dimiliki subjek belum maksimal. Peranan orang dekat dan lingkungan berperan penting dalam perkembangan berbicara, sebab perolehan bahasa bagi seorang anak sangat menunjang untuk kehidupan selanjutnya dalam berkomunikasi. Subjek sudah mampu mengungkapkan perasaannya dengan berbicara dan rasa ingin tahu walau dalam artikulasinya masih kurang jelas, tetapi sudah ada keberanian untuk berbicara. Saran yang dapat disampaikan kepada pihak sekolah TKLB/C Sang Timur adalah melakukan kerjasama dengan penyelenggara Pendidikan Luar Biasa sehingga dapat memberikan layanan yang lebih baik kepada orang tua dan keluarga anak retardasi mental. Orangtua sebaiknya diberikan layanan agar mendapat pemahaman yang baik sehingga dapat menerima dan mengasihi anak retardasi mental dengan sepenuh hati, sebab peran orangtua sangat penting dalam perkembangan anak dan melakukan sosialisasi mengenai anak retardasi mental serta penanganannya kepada masyarakat luas, misalnya melalui seminar atau mass media seperti televisi, radio, majalah dan lain sebagainya.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Lihat Sejarah Pengadaan
Konversi Metadata
Kembali
Process time: 0.171875 second(s)