IST adalah alat ukur inteligensi yang dipopulerkan oleh Rudolph Amthauer di Jerman pada tahun 1970. Alat tes IST banyak digunakan di Indonesia dan salah satunya adalah Biro Layanan Psikologi Atma Jaya untuk melayani berbagai kepentingan dan memenuhi kebutuhan berbagai institusi. Salah satu dari kepentingan tersebut adalah tes untuk keperluan seleksi atau tes penjurusan pada siswa SMU (Sekolah Menengah Umum). Alat tes IST pertama kali diadaptasi oleh Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran Bandung (UNPAD). IST memiliki 9 subtes, yang salah satunya adalah subtes ZR. Penelitian ini difokuskan pada subtes ZR. Hal tersebut dikarenakan subtes ZR merupakan salah satu subtes yang mengukur inductive reasoning yang juga digunakan untuk penjurusan murid SMA tahun pertama ke IPA dan IPS sedangkan konstruk yang diukur oleh ZR diasumsikan juga dibutuhkan bagi kedua kelas yaitu IPA dan IPS. Sebagai salah satu tes yang banyak digunakan di Indonesia, khususnya di UNIKA Atma Jaya, IST haruslah memiliki validitas dan reliabilitas yang baik. Pada tahun 1998, telah dilakukan uji validitas prediktif sehubungan dengan pemakaian IST sebagai tes seleksi masuk mahasiswa baru di UNIKA Atma Jaya tahun akademik 1997/1998. Namun, selain penelitian tersebut tidak ditemukan data lain hasil pengujian validitas dan reliabilitas pada IST secara menyeluruh di Jakarta, khususnya di UNIKA Atma Jaya. Berdasarkan hal tersebut, pengujian psikometri dirasa penting untuk dilakukan. Pengujian psikometri yang dilakukan meliputi analisis item, uji validitas, dan uji reliabilitas. Melalui hasil penelitian ini diperoleh hasil mengenai hasil analisis item bahwa subtes ZR sudah memenuhi fungsinya sebagai power test, karena subtes ZR memiliki derajat kesulitan yang bervariatif (mudah-sulit). Selain itu, hasil perhitungan daya diskriminasi dari subtes ZR, dapat disimpulkan bahwa subtes ZR beberapa itemnya memiliki daya diskriminasi yang tidak baik. Namun hal ini dapat dikarenakan derajat kesulitan yang cenderung mudah sehingga tidak mampu mendiskriminasi. Pada uji validitas dengan metode construct validation terlihat hasil yang signifikan dan tinggi antara subtes ZR dengan RA dan tidak cukup tinggi antara subte ZR dengan AN dan SE, hal ini berarti subtes ZR mengukur konstruk inductive reasoning. Sedangkan pada metode criterion-prediction validity subtes ZR menunjukkan hasil yang tidak signifikan dalam memprediksi keberhasilan prestasi siswa-siswi SMA Gonzaga pada keseluruhan mata pelajaran IPS, dan IPA. Namun pada mata pelajaran IPA subtes ZR hanya menunjukkan hasil yang signifikan pada semester 1 dalam memprediksi keberhasilan prestasi siswa-siswi SMA Gonzaga pada mata pelajaran matematika, kimia dan biologi, sedangkan subtes ZR berkorelasi signifikan terbalik pada mata pelajaran biologi. Kemudian pada metode differential validity menunjukkan bahwa subtes ZR tidak dapat membedakan antara jurusan IPA dan IPS di SMA Gonzaga. Hasil dari uji reliabilitas subtes ZR menunjukkan bahwa Subtes ZR reliabel, dimana subtes ZR memiliki internal consistency yang tinggi dan item-item dari subtes SE adalah item-item yang homogen. |