Pembelajaran matematika pokok bahasan geometri bangun datar telah dilaksanakan di Sekolah Dasar pada umumnya, mulai dari tingkat kelas rendah yaitu kelas I, dan II. Kesulitan belajar geometri yang dialami siswa sekolah dasar adalah obyek yang dipelajari berupa benda pikir atau abstrak, artinya benda – benda itu tidak dapat dipegang, diraba secara langsung oleh panca indra tetapi hanya dapat dipikirkan, sehingga sulit dipahami. Berdasarkan pengalaman guru kelas II SD Santo Paulus, bahwa siswa kelas II telah mengenal bangun datar yang dipelajari di kelas sebelumnya. Akan tetapi mereka belum memahami unsur-unsur bangun datar, seperti panjang, lebar, sudut, garis sejajar. Padahal sesuai dengan kurikulum 2004 siswa kelas II diharapkan sudah dapat mengenal konsep, titik, garis, panjang, lebar, sudut, serta nama bangun datar. Sifat abstrak objek geometri membuat guru sulit untuk mengajarkan geometri bangun datar. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, penulis mencoba menerapkan salah satu metode pembelajaran geometri dengan menerapkan teori Van Hiele. Alasan utama teori ini diterapkan karena dalam teori ini sistem pembelajaran geometri diterapkan tahap demi tahap sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir siswa kelas II SD. Untuk melihat sejauhmana teori Van Hiele membantu siswa dan guru dalam pembelajaran, dengan pokok bahasan geometri bangun datar, pada siswa kelas II SD Santo Paulus Sunter, maka peneliti menerapkan Penelitian Tindakan Kelas dalam tiga siklus. Pada siklus pertama pengajaran matematika pokok bahasan geometri bangun datar untuk siswa kelas II dimulai dengan pengenalan bangun datar. |