Usaha batik Panca Warna merupakan usaha perseorangan yang bergerak di industri manufaktur pada bidang kain batik. Panca Warna berdiri sejak tahun 1990 sampai sekarang ini, pada awal berdiri Panca Warna hanya memiliki 5 orang tenaga kerja saja, Panca Warna diposisikan sebagai produsen yang memasok produk batik untuk para konsumen maupun agen, ketika usaha ini pertama kali berdiri Panca Warna berlokasi di Jakarta, kemudian pada tahun 1995, Panca Warna berpindah lokasi ke daerah Tangerang, tepatnya di Industri 4 no 34, km 22, Balaraja – Tangerang, didaftarkan pada Departemen Perdagangan dengan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) nomor 372 / PM / X / 1995dan Surat Izin Tetap Usaha Industri dari Departemen Perindustrian propinsi Jawa Barat dengan nomor induk perusahaan industri (NIPI) 08.3200.00929. Tujuan dari usaha ini adalah menjadi penghasil produk batik terbaik yang mengutamakan mutu produk dan kepuasan konsumen, Panca Warna melayani semua konsumen yang ingin memesan kain jadi atau pun barang jadi, sampai sekarang ini Panca Warna telah memasok ke konsumen besar maupun konsumen kecil, konsumen besar dalam bisnis batik yang berada di Jakarta adalah Kencana Ungu (KU), Kencana Ungu sudah bisa dikatakan sebagai distributor, hal ini disebabkan karena Kencana Ungu memilik jaringan dagang yang sangat besar, toko – tokonya tersebar di berbagai daerah di Indonesia, seperti di Surabaya, Ambon, Medan dan Kencana Ungu melakukan export ke luar negri. Di dalam usaha batik ini banyak sekali pesaing, jenis–jenis batik berbeda– beda dari 1 daerah dengan daerah lainnya, tipe batik pun berbeda – beda ada batik “perintingan”, batik “ceplok” dan batik halus (tulis). Berdasarkan analisa SWOT, yang membedakan batik ceplok dengan batik perintingan adalah batik ceplok mempunyai mutu warna yang lebih baik dan bahan yang lebih awet, sedangkan batik perintingan lebih murah harga jualnya, dan jika dibandingkan batik ceplok dengan batik tulis, batik tulis memiliki kualitas yang sangat tinggi, tetapi harga jual produk batik tulis sangat tinggi, hal ini disebabkan untuk memproduksi batik tulis diperlukan waktu yang lama. Panca Warna memasarkan produknya secara langsung kepada para konsumen dengan cara door to door. Produk yang ditawarkan adalah batik jenis “bajelan” dan “petean”, batik jenis bajelan lebih susah proses pengerjaannya, hal itu disebabkan karena dalam mengerjakan batik bajelan harus melewati 3x cetak dan proses pelunturan warna, pemakaian lilin lebih banyak jika dibandingkan untuk membuat batik petean, karena dalam membuat batik petean hanya melalui 1x cetak dan tidak ada proses pelunturan warna. Panca Warna menawarkan motif batik terhadap pihak konsumen secara langsung dan jika konsumen tertarik Panca Warna akan membuatkannya sesuai pesanan yang diterima, Panca Warna terus membina hubungan yang baik terhadap konsumen - konsumen yang telah memesan barang kepada Panca Warna, sehingga terjadi komunikasi yang baik antara Panca Warna dengan supplier. Panca Warna merupakan usaha berskala menengah dengan total 24 pekerja, terdiri dari 13 tukang cetak, 11 bujang, dimana para pekerja setiap hari masuk kerja dari jam 7 pagi, dan selesai kerja pada pukul 5 sore, Panca Warna memberikan libur kerja pada hari minggu dan tanggal merah tertentu saja. Inovasi yang ingin dilakukan oleh Panca Warna adalah melakukan pewarnaan alami terhadap batik, Panca Warna memperhatikan kesehatan dan mempertanyakan bahan kimia pewarna batik terhadap kesehatan manusia, oleh sebab itu Panca Warna ingin melakukan inovasi terhadap proses pewarnaan produknya dengan menggunakan pewarna alami. Investasi yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha ini adalah sebesar Rp 238.060.000, investasi tersebut antara lainnya untuk tanah, bangunan, perijinan dan peralatan yang digunakan untuk proses produksi, keseluruhan investasi adalah modal pemilik. Proyeksi keuntungan/bulan dalam menjalankan usaha batik ini adalah sebesar Rp 45.544.250 dimana Panca Warna setiap bulannya menghasilkan produk sebanyak 500 kodi, payback period dicapai setelah kurang lebih 5 bulan beroperasi. |