Anda belum login :: 27 Nov 2024 03:45 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Karakteristik Bitumen Asbuton Butir Pada Campuran Beraspal Panas
Oleh:
Affandi, Furqon
Jenis:
Article from Journal - ilmiah nasional - tidak terakreditasi DIKTI
Dalam koleksi:
Jurnal Jalan-Jembatan vol. 25 no. 3 (Dec. 2008)
,
page 350-368.
Topik:
Asbuton Butir
;
Campuran Beraspal
;
Pengujian Marshall
;
Ekstraksi
;
Stabilitas
Ketersediaan
Perpustakaan Pusat (Semanggi)
Nomor Panggil:
JJ9.2
Non-tandon:
1 (dapat dipinjam: 0)
Tandon:
tidak ada
Lihat Detail Induk
Isi artikel
Indonesia saat ini masih melakukan import asphalt dari beberapa negara lain guna memenuhi kebutuhan aspal bagi pembangunan dan pemeliharaan jalan setiap tahunnya. Sementara itu di pulau Buton, provinsi Sulawesi Tenggara terdapat aspal alam yang dikenal dengan asbuton yang sudah diproduksi sejak tahun 1926. Produk asbuton sampai tahun 1987 berupa asbuton butir konvensional dengan ukuran butir maksimum 12,5 mm, dimana kinerja perkerasan yang menggunakan asbuton butir konvensional ini kurang memuaskan, sehingga tahun 1987 produksi Asbuton praktis terhenti. Pada awal tahun 1990 sampai sekarang diproduksi lagi asbuton butir yang mempunyai ukuran butir maksimum lebih kecil, dengan pengiriman yang dikemas dalam karung plastik tahan air, yang digunakan untuk campuran beraspal panas maupun dingin. Tulisan ini menguraikan hasil pengkajian di laboratorium tentang karakteristik bitumen asbuton butir untuk campuran beraspal panas, ditinjau dari fungsinya bitumen asbuton butir dalam campuran, bentuk keruntuhan benda uji campuran beraspal dengan asbuton butir dengan alat uji Marshall, analisa gradasi agregat akibat dari penambahan asbuton butir dalam campuran dan analisa durability dengan metoda Cantabrian. Hasil percobaan dan pengkajian menunjukkan bitumen yang ada dalam asbuton butir sangat sulit untuk memisahkan diri dari mineralnya, sehingga tidak bisa menyelimuti dan mengikat antar agregat yang ada. Dari percobaan kelarutan asbuton butir dengan minyak tanah yang dipanaskan pada 90C selama satu jam, hanya sekitar 55% bitumennya yang larut. Dengan demikian bitumen asbuton butir tersebut tidak bisa bekerja efektif pada campuran beraspal sebagaimana halnya aspal keras. Hal ini ditunjukkan oleh bentuk keruntuhan campuran beraspal dengan asbuton butir pada pengujian stabilitas dengan alat Marshall yang terbelah menjadi dua bagian. Hal ini mempengaruhi kinerja campuran beraspal dan perkerasan tersebut dan perlu segera diatasi diantaranya melalui penggunaan produk asbuton ekstraksi, agar kinerja campuran beraspal dengan asbuton lebih baik serta pemanfaatan kekayaan alam berupa asbuton lebih efektif.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Kembali
Process time: 0.015625 second(s)