Dalam situasi dan kondisi ekonomi yang cepat berubah serta perkembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan semakin ketatnya persaingan yang dialami perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan harus mampu menerapkan strategi yang tepat agar dapat bertahan serta mengembangkan usahanya. Salah satu strategi perusahaan adalah penjualan kredit. Namun, kebijakan penjualan secara kredit membawa konsekuensi meningkatnya investasi dalam piutang dagang dan resiko kredit macet. Karena itu, penulis merasa tertarik untuk meneliti mengenai kebijakan penjualan kredit yang diterapkan perusahaan dan dampaknya pada kinerja keuangan. Dalam penelitian ini penulis meneliti kebijakan penjualan kredit perusahaan melalui Credit Policy Variables dan kinerja keuangan perusahaan melalui sistem Du Pont. Dalam sistem Du Pont rasio yang menjadi patokan adalah ROE. ROE dipengaruhi oleh rasio ROS, TATO, dan FLM. Bila ROE perusahaan meningkat berarti keuntungan pemilik perusahaan semakin bertambah dan sebaliknya. Pada tahun 2004, ROE perusahaan hanya sebesar 0,2507. ROE yang rendah itu disebabkan oleh salah satunya adalah tingginya piutang dagang perusahaan. Hal ini akan berdampak pada memburuknya kinerja keuangan perusahaan yang tercermin dari ROE. Oleh sebab itu, kebijakan penjualan kredit mempunyai dampak terhadap kinerja keuangan perusahaan. |